Kenali Ciri Ginjal Sehat dan Sakit: Waspada Penyakit Ginjal Kronis!
Dokter Anindia Larasati, Sp.PD dari RS UI, menjelaskan ciri ginjal sehat dan sakit, termasuk gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronis, serta pentingnya pemeriksaan rutin.
Jakarta, 4 Maret (ANTARA) - Mengetahui kondisi ginjal merupakan hal penting bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI), dr. Anindia Larasati, Sp.PD, menjelaskan ciri-ciri ginjal sehat dan sakit, memberikan panduan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap kesehatan organ vital ini.
Berdasarkan penjelasan dr. Anindia, ginjal sehat dapat diidentifikasi melalui beberapa cara sederhana. Salah satu indikator utamanya adalah warna urine. Ginjal yang berfungsi optimal menghasilkan urine berwarna kuning jernih, tidak keruh, dan bebas dari busa. Selain warna, volume urine yang dikeluarkan juga perlu diperhatikan; jumlahnya harus cukup, tidak terlalu banyak atau sedikit.
Namun, untuk evaluasi yang lebih komprehensif, pemeriksaan laboratorium menjadi kunci. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin, serta pengukuran laju filtrasi glomerulus (eGFR) sangat penting untuk menilai fungsi ginjal secara akurat. Ginjal sehat umumnya memiliki eGFR di atas 90. Pemeriksaan elektrolit, seperti natrium, kalium, dan klorida, juga krusial karena ginjal berperan dalam menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Tekanan darah stabil di bawah 140/90 mmHg tanpa bantuan obat hipertensi juga menunjukkan fungsi ginjal yang baik.
Ciri-Ciri Ginjal yang Tidak Sehat
Kondisi ginjal yang tidak sehat terbagi menjadi dua kategori utama: gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronik (PGK). Gagal ginjal akut ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara cepat, seringkali dalam waktu kurang dari 48 jam. Gejala yang biasanya menyertai meliputi diare, muntah, atau dehidrasi berat. "Bila kondisi-kondisi ini cepat kita deteksi dan bisa kita hentikan atau kita kembalikan kepada kondisi yang normal, artinya dehidrasinya kita atasi, muntahnya kita hentikan, ya insya Allah fungsi ginjalnya bisa kembali normal seperti sebelumnya," jelas dr. Anindia.
Berbeda dengan gagal ginjal akut, PGK berkembang secara perlahan dan seringkali tanpa gejala yang kentara. Kondisi ini berlangsung lebih dari tiga bulan dan seringkali baru terdeteksi melalui pemeriksaan ureum, kreatinin, dan eGFR. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting.
Penyakit ginjal kronis dapat berdampak serius jika tidak ditangani. Oleh karena itu, penting untuk mengenali faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, dan riwayat keluarga penyakit ginjal. Dengan menjaga gaya hidup sehat, termasuk mengontrol tekanan darah dan gula darah, serta rutin berolahraga, risiko terkena PGK dapat diminimalisir.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan asupan cairan dan nutrisi. Konsumsi air putih yang cukup membantu ginjal dalam membuang racun dari tubuh. Sementara itu, mengonsumsi makanan sehat dan seimbang membantu menjaga kesehatan ginjal secara keseluruhan.
Pentingnya Pemeriksaan Rutin
Dokter Anindia menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan ginjal secara rutin. Pemeriksaan berkala membantu mendeteksi dini masalah ginjal, bahkan sebelum muncul gejala yang signifikan. Deteksi dini memungkinkan penanganan yang tepat dan mencegah perkembangan penyakit ginjal ke tahap yang lebih parah.
Dengan memahami ciri-ciri ginjal sehat dan sakit, serta pentingnya pemeriksaan rutin, kita dapat menjaga kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi yang serius. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan atau memiliki faktor risiko penyakit ginjal.
Kesimpulannya, menjaga kesehatan ginjal merupakan investasi jangka panjang bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan rutin, kita dapat mencegah penyakit ginjal dan menjaga kualitas hidup yang optimal.