Kesalahan Menyikat Gigi: 94,7% Orang Indonesia Sikat Gigi, Tapi Hanya 2,8% yang Benar!
Meskipun sebagian besar orang Indonesia menyikat gigi setiap hari, hanya sebagian kecil yang melakukannya dengan benar, ungkap PB-PDGI, mengungkapkan kesalahan umum dan pentingnya edukasi kesehatan gigi sejak dini.
Jakarta, 8 Mei 2024 (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB-PDGI) mengungkapkan fakta mengejutkan terkait kebiasaan menyikat gigi masyarakat Indonesia. Meskipun data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 94,7 persen penduduk Indonesia menyikat gigi setiap hari, kenyataannya hanya 2,8 persen yang melakukannya dengan teknik yang tepat. Ketua Umum PB-PDGI, Usman Sumantri, memaparkan berbagai kesalahan umum yang dilakukan, serta menekankan pentingnya edukasi kesehatan gigi sejak dini.
Salah satu kesalahan utama adalah teknik menyikat gigi yang asal-asalan. Gerakan yang tidak teratur menyebabkan sisa makanan atau debris tertinggal di permukaan gigi dan celah gusi, mengakibatkan kebersihan gigi yang kurang optimal. "Menyikat giginya masih asal, kalau di dalam panduannya kan menyikat gigi itu ada beberapa cara," ungkap Usman Sumantri dalam konferensi pers di Jakarta.
Lebih lanjut, Usman menjelaskan teknik menyikat gigi yang benar, misalnya dimulai dari sisi kiri bawah, kemudian ke kanan bawah, lalu memutar ke dalam hingga ke gigi bagian atas. Penggunaan pasta gigi yang mengandung fluoride juga sangat penting untuk memperkuat permukaan gigi dan mencegah karies (gigi berlubang). "Saya lihat pasta gigi di Indonesia yang tersebar itu sudah mengandung fluoride. Bagus itu bukan dari sisi pasta mana yang anda pilih, tapi bagaimana anda menyikatnya," tambahnya.
Kesalahan Umum dan Bahayanya
Selain teknik menyikat yang salah, PB-PDGI juga menyoroti kebiasaan buruk menggunakan satu sikat gigi secara bersamaan. Praktik ini, yang masih umum di Indonesia, berisiko tinggi menularkan penyakit melalui air liur, seperti hepatitis. "Namanya sudah virus gampang sekali, belum penyakit-penyakit virus yang lain," tegas Usman.
Menurut Usman, pemahaman akan teknik menyikat gigi yang benar sangat penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut. Ia menyarankan agar masyarakat lebih memperhatikan cara menyikat gigi yang tepat, serta memilih pasta gigi yang mengandung fluoride.
Lebih jauh lagi, Usman menekankan perlunya kerjasama antar tenaga kesehatan untuk mensosialisasikan pentingnya perawatan gigi sejak dini. "Setelah dia tumbuh gigi 6 bulanan 7 bulan itu apa yang harus dilakukan untuk mencegah gigi berlubang, termasuk juga agar giginya bagus tumbuhnya. Itu kan perlu kerja sama, sekarang itu dokter giginya terlalu mandiri, kerjanya masing-masing padahal di situ ada ilmu yang saling membutuhkan," ujarnya.
Pentingnya Edukasi Kesehatan Gigi Sejak Dini
Usman menekankan pentingnya edukasi kesehatan gigi sejak dini, dimulai dari tumbuhnya gigi pertama. Kerja sama antara dokter gigi, bidan, dan perawat sangat penting untuk memantau perkembangan gigi anak dan memberikan edukasi perawatan gigi yang tepat. Hal ini akan membantu mencegah masalah gigi dan mulut di kemudian hari.
Kesimpulannya, Meskipun sebagian besar orang Indonesia rutin menyikat gigi, masih banyak yang belum memahami teknik yang benar. Edukasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan gigi sejak dini, serta kerjasama antar tenaga kesehatan, sangat krusial untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.