PDKGI Sarankan Batasi Makanan Manis saat Buka Puasa Bersama
Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDKGI) Cabang Banten menyarankan untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman manis saat buka puasa bersama guna menjaga kesehatan pencernaan.
Jakarta, 3 Maret 2024 (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDKGI) Cabang Banten memberikan anjuran penting terkait pola makan saat berbuka puasa, khususnya dalam konteks acara buka bersama (bukber) dengan teman. Mereka menekankan perlunya membatasi konsumsi makanan dan minuman manis untuk menjaga kesehatan.
"Kebiasaan dan makanan yang perlu dihindari saat berbuka puasa bersama teman-teman itu makanan manis, makanan yang berlemak dan tinggi kalori. Itu sebaiknya dibatasi saat berbuka puasa," jelas Ketua PDGKI Cabang Banten, dr. Dian Permatasari, MGizi, SpGK, dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta, Senin.
Meskipun ajaran Islam menganjurkan berbuka dengan makanan manis, PDKGI menekankan pentingnya memilih jenis makanan manis yang sehat dan memperhatikan porsinya. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan agar tetap optimal selama bulan Ramadhan.
Tips Memilih Takjil Sehat
Dian Permatasari memberikan contoh praktis. Saat berbuka dengan teh manis, misalnya, asupan gula yang dianjurkan hanya 1-2 sendok teh. Alternatif yang lebih sehat adalah berbuka dengan air kelapa tanpa gula tambahan, atau mengonsumsi buah-buahan segar. Kurma, sebagai takjil yang dianjurkan, cukup dikonsumsi 1-3 butir.
"Takjil seperti kolak, gorengan, lontong, atau makanan manis lainnya sebaiknya dibatasi. Lebih baik langsung beralih ke makan malam yang lebih seimbang," saran Dian. Jika masih merasa lapar setelah sholat Tarawih, Dian menyarankan untuk menambah porsi buah-buahan, sayur, atau yogurt, tanpa menambahkan nasi lagi.
"Misalnya ingin lagi makan, boleh, tapi tidak perlu menambahkan nasi lagi pada saat makan setelah tarawih, hanya lauk dan sayur-sayur atau buah-buahan saja," tambahnya.
Anjuran Ahli Gizi RSCM
Senada dengan PDKGI, Ahli Gizi dari RSCM, Fitri Hudayani, juga menekankan pentingnya memperhatikan jadwal, jenis, dan jumlah makanan yang dikonsumsi selama bulan Ramadhan. Makanan tinggi gula dan lemak, seperti minuman manis, kudapan manis, dan gorengan, harus dibatasi untuk mencegah peningkatan asupan gula dan lemak secara berlebihan.
Fitri menyarankan agar takjil dikonsumsi dalam porsi kecil saat berbuka, kemudian dilanjutkan dengan makan malam yang lebih besar setelah sholat Magrib. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga hidrasi tubuh dengan mengonsumsi air putih minimal 2-2,5 liter per hari, meskipun banyak minuman manis tersedia saat bukber.
Untuk memenuhi kebutuhan cairan, Fitri menyarankan untuk mengonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung air, sayur berkuah, dan membatasi minuman manis. Ia menyarankan pola konsumsi air putih sebagai berikut: 1-2 gelas saat berbuka, segelas saat makan utama, 2 gelas setelah sholat Tarawih, dan 2-3 gelas saat sahur.
"Untuk menambahkan cairan bisa didapatkan dari makanan berkuah dan buah yang mengandung air. Batasi konsumsi air minum yang manis. Gunakan selama waktu berbuka sampai dengan sahur untuk memenuhi kebutuhan cair dengan optimal," tutup Fitri.
Kesimpulannya, menjaga pola makan sehat selama Ramadhan, khususnya saat berbuka puasa bersama, sangat penting. Membatasi makanan dan minuman manis, serta mengutamakan makanan bergizi seimbang, akan membantu menjaga kesehatan pencernaan dan kondisi tubuh secara keseluruhan.