Pentingnya Pemberdayaan Developer Lokal untuk Pengembangan Web3 di Indonesia
Pengembangan Web3 di Indonesia membutuhkan pemberdayaan developer lokal agar implementasi teknologi blockchain berjalan baik, didukung regulasi positif dan inisiatif edukasi.
Jakarta, 15 Februari 2025 (ANTARA) - Pengembangan teknologi blockchain dan Web3 di Indonesia tengah berkembang pesat. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada peran aktif para developer lokal. Hal ini ditegaskan oleh berbagai pihak, termasuk Founder komunitas BlockDevId, William Sutanto, dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.
Potensi dan Tantangan Web3 di Indonesia
William Sutanto, yang juga CEO Indodax, menekankan pentingnya pemberdayaan developer lokal untuk implementasi Web3 di Indonesia. Web3, generasi ketiga teknologi web yang menitikberatkan pada desentralisasi, keamanan, dan privasi pengguna, menawarkan potensi besar namun juga tantangan. Ia menjelaskan bahwa teknologi ini bertujuan mengatasi kekurangan Web 2.0, seperti sentralisasi kontrol dan kerentanan siber. Oleh karena itu, keterlibatan developer lokal sangat krusial.
Meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap Web3, dibarengi dengan talenta developer lokal yang mumpuni, menjadi modal penting. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal regulasi. Meskipun demikian, William optimis bahwa pemerintah semakin menyadari potensi besar industri ini dan terus berupaya menciptakan regulasi yang mendukung.
Inisiatif Pemberdayaan Developer Lokal
Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pengembangan Web3, BlockDevId berkolaborasi dengan Manta Network dan Universitas Pembangunan Jaya Bintaro menyelenggarakan Indonesia Hacker House pada 9-18 Februari 2025. Acara ini bertujuan memberdayakan developer lokal dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membangun solusi inovatif berbasis blockchain.
Fokus utama Indonesia Hacker House adalah peningkatan kapasitas developer. Hal ini sejalan dengan pernyataan Head of Ecosystem Manta Network, Shubham, yang menekankan pentingnya edukasi di tingkat universitas dan program onboarding bagi developer Web2 untuk bertransisi ke Web3. Shubham juga menyoroti peran hackathon, workshop, dan mentorship dalam meningkatkan minat dan pemahaman terhadap teknologi blockchain.
Dukungan Akademisi dan Pemerintah
Universitas Pembangunan Jaya, melalui Kepala Prodi Informatika Dr. Ida Nurhaida, menyatakan dukungan penuh terhadap Indonesia Hacker House. Mereka melihat acara ini sebagai inisiatif strategis untuk membangun ekosistem developer Web3 yang solid di Indonesia. UPJ berkomitmen untuk mendukung pengembangan talenta muda dan memperkuat perannya dalam menciptakan solusi digital yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dukungan pemerintah juga terlihat melalui program Regulatory Sandbox dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Program ini memungkinkan project-project Web3 berpartisipasi dan mendapatkan arahan regulasi yang jelas. Meskipun regulasi yang belum sepenuhnya jelas masih menjadi hambatan, upaya pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan Web3 patut diapresiasi.
Kesimpulan
Pemberdayaan developer lokal merupakan kunci keberhasilan pengembangan Web3 di Indonesia. Melalui kolaborasi antara komunitas developer, perusahaan teknologi, dan akademisi, serta dukungan regulasi yang semakin baik, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri Web3 global. Inisiatif seperti Indonesia Hacker House diharapkan dapat mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru dan memperkuat posisi Indonesia dalam peta perkembangan teknologi blockchain.