Puasa untuk Anak dengan Diabetes Melitus: Syarat, Risiko, dan Tata Laksana
Anak dan remaja dengan diabetes melitus bisa berpuasa dengan syarat kontrol metabolik bagus, pemantauan gula darah teratur, dan pengawasan tim medis; kelompok risiko tinggi tidak disarankan berpuasa.
Jakarta, 04/03 (ANTARA) - Kabar baik bagi anak dan remaja penderita diabetes melitus yang ingin menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Menurut Dr. dr. Harjoedi Adji Tjahjono, Sp.A(K), anggota unit kerja koordinasi (UKK) endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), puasa tetap dapat dilakukan, tetapi dengan beberapa syarat dan pengawasan ketat dari tim medis. Hal ini disampaikannya dalam webinar di Jakarta, Selasa lalu. Penjelasan detail mengenai syarat, risiko, dan tata laksana puasa bagi penderita diabetes melitus pada anak akan dibahas lebih lanjut.
Puasa bagi anak dengan diabetes melitus bukanlah hal yang mustahil, namun membutuhkan perencanaan dan pengawasan yang cermat. Kontrol metabolik yang baik menjadi kunci utama. Pemantauan gula darah secara teratur juga sangat penting untuk memastikan kondisi tubuh tetap stabil selama berpuasa. Anak-anak dengan kondisi diabetes yang terkontrol dengan baik dan berada di bawah pengawasan tim medis memiliki peluang lebih besar untuk menjalankan ibadah puasa dengan aman.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua anak dengan diabetes melitus diperbolehkan berpuasa. Kelompok anak dengan risiko tinggi sangat dianjurkan untuk menghindari puasa. Hal ini untuk mencegah potensi komplikasi yang membahayakan kesehatan mereka. Pengawasan ketat oleh tim medis sangat penting bagi mereka yang tetap memutuskan berpuasa, meskipun termasuk dalam kelompok berisiko tinggi.
Syarat Puasa bagi Anak Penderita Diabetes Melitus
Kontrol metabolik yang baik merupakan syarat utama bagi anak dengan diabetes melitus yang ingin berpuasa. Ini berarti gula darah harus terkontrol dengan baik sebelum, selama, dan setelah puasa. Pemantauan gula darah mandiri (self-monitoring of blood glucose/SMBG) secara teratur sangat penting untuk memantau kadar gula darah dan mencegah terjadinya hipoglikemia (gula darah rendah) atau hiperglikemia (gula darah tinggi).
Selain itu, pengawasan dari tim medis, termasuk dokter spesialis anak dan ahli gizi, sangat penting. Tim medis akan memberikan panduan dan saran yang sesuai dengan kondisi masing-masing anak. Mereka juga akan memantau perkembangan kesehatan anak selama berpuasa dan memberikan penanganan jika terjadi masalah.
Anak-anak dengan riwayat hipoglikemia berat, ketoasidosis diabetik, atau hiperglikemik hiperosmolar dalam tiga bulan terakhir sangat tidak disarankan untuk berpuasa. Kondisi kesehatan seperti demam, diare, dan muntah juga menjadi kontraindikasi untuk berpuasa. Anak-anak dengan kondisi ini berisiko mengalami komplikasi serius selama berpuasa.
Tata Laksana Puasa bagi Anak Penderita Diabetes Melitus
Penyesuaian dosis insulin sangat penting bagi anak-anak yang menggunakan insulin. Dr. Harjoedi merekomendasikan penyesuaian dosis sekitar 75-80 persen dari dosis harian saat tidak berpuasa. Pemberian insulin dapat dilakukan dua kali sehari, yaitu sebelum berbuka dan sebelum sahur, dengan penyesuaian rasio sesuai jenis insulin yang digunakan.
Pola makan juga perlu diperhatikan. Saat berbuka puasa, hindari mengonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam jumlah besar. Pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks saat sahur untuk memberikan energi yang lebih tahan lama. Asupan cairan juga harus cukup untuk mencegah dehidrasi.
Pemantauan gula darah tetap harus dilakukan secara teratur, baik sebelum sahur, saat berbuka, dan sebelum tidur. Puasa harus segera dibatalkan jika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL atau lebih dari 300 mg/dL (atau lebih dari 250 mg/dL dengan keton positif). Aktivitas fisik tetap diperbolehkan, tetapi hindari olahraga berat.
Kesimpulan
Puasa bagi anak dengan diabetes melitus dapat dilakukan dengan syarat dan pengawasan yang tepat. Kontrol metabolik yang baik, pemantauan gula darah teratur, dan pengawasan tim medis sangat penting untuk mencegah komplikasi. Kelompok risiko tinggi sangat tidak disarankan untuk berpuasa. Dengan perencanaan yang matang dan pengawasan yang ketat, anak-anak dengan diabetes melitus dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman.