Vaksinasi Ibu Hamil: Lindungi Bayi dari Influenza dan Pertusis hingga Usia Enam Bulan
Vaksinasi influenza dan Tdap pada ibu hamil terbukti memberikan perlindungan penting bagi bayi hingga usia enam bulan, melindungi mereka dari penyakit serius seperti pertusis.
Jakarta, 19 Februari 2024 (ANTARA) - Sebuah temuan penting dalam dunia kesehatan anak mengungkapkan manfaat signifikan vaksinasi influenza dan Tdap (tetanus, difteri, dan pertusis) bagi ibu hamil. Vaksinasi ini tidak hanya melindungi ibu, tetapi juga memberikan perlindungan vital bagi bayi mereka hingga usia enam bulan, periode krusial di mana sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang.
Anggota Subspesialis Infeksi dan Penyakit Tropis, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr. Mulya Rahma Karyanti, menjelaskan pentingnya vaksinasi ini. "Pada usia 0-2 bulan pertama kehidupan, tubuh bayi belum mampu memproduksi antibodi terhadap pertusis dan belum mendapatkan antibodi dari vaksinasi sama sekali. Pada rentang usia 0-6 bulan, perlindungan pada bayi terjadi melalui transfer antibodi lewat plasenta. Maka dari itu, ibu hamil perlu mendapatkan vaksinasi Tdap yang dapat diberikan mulai trimester kedua," ujarnya dalam wawancara di Jakarta.
Pernyataan dr. Karyanti menekankan kerentanan bayi baru lahir terhadap penyakit seperti influenza dan pertusis. Bayi pada usia tersebut belum memiliki pertahanan tubuh yang cukup untuk melawan infeksi, sehingga vaksinasi pada ibu hamil menjadi langkah pencegahan yang efektif sebelum bayi mendapatkan vaksinasi DPT pertamanya.
Perlindungan Antibodi dari Ibu ke Bayi
Vaksinasi Tdap pada ibu hamil memberikan antibodi kepada bayi melalui plasenta. Antibodi ini memberikan perlindungan pasif sementara hingga bayi mampu memproduksi antibodinya sendiri. Hal ini sangat penting karena pertusis, atau batuk rejan, dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian pada bayi.
Selain vaksinasi, dr. Karyanti juga menyoroti pentingnya penerapan protokol kesehatan sederhana namun efektif. "Penggunaan masker di tempat umum, terutama di area dengan risiko penularan virus tinggi, dan rajin mencuci tangan tetap harus diterapkan untuk memutus rantai penularan," jelasnya. Langkah-langkah ini membantu mengurangi paparan bayi terhadap berbagai patogen.
Lebih lanjut, ia juga memberikan anjuran bagi para orang tua untuk waspada terhadap gejala batuk pada anak. "Jika anak mengalami batuk yang panjang, disertai nafas yang tersengal-sengal dan bunyi napas yang tidak normal, segera bawa anak ke rumah sakit untuk diperiksa," imbuhnya. Kondisi ini bisa menjadi indikasi penyakit serius yang memerlukan penanganan medis segera.
Waspada Batuk Pertusis pada Bayi
Dr. Karyanti juga mengingatkan bahaya batuk pertusis, yang sering disebut juga batuk 100 hari atau batuk rejan. Batuk pertusis dapat menyebabkan bayi mengalami kesulitan bernapas hingga sianosis (kebiruan pada kulit akibat kekurangan oksigen). Kondisi ini sangat berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera.
"Batuk-batuk sampai tidak bisa menarik napas dan berat bagi bayi itu bisa sampai biru, akibatnya makin infeksi karena ada bakteri pertusis yang menyerang saluran napasnya," tegas dr. Karyanti. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan orang tua terhadap gejala ini, terutama pada bayi dengan kondisi penyerta seperti asma atau kelainan jantung.
Kesimpulannya, vaksinasi influenza dan Tdap selama kehamilan merupakan langkah penting dalam melindungi bayi dari penyakit serius hingga mereka cukup umur untuk menerima vaksinasi rutin. Selain vaksinasi, penerapan protokol kesehatan yang ketat dan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pada bayi juga sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan mereka.