14 Kali Erupsi Gunung Marapi Guncang Sumbar di Awal 2025
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi mencatat 14 kali letusan gunung berapi tersebut pada Januari 2025, dengan tinggi kolom abu bervariasi, dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada.
Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi mencatat sebanyak 14 kali letusan terjadi sepanjang Januari 2025. Tinggi kolom abu vulkanik yang dihasilkan pun bervariasi, membuat kewaspadaan tetap harus diutamakan.
Petugas PGA Gunung Marapi, Teguh, menjelaskan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Marapi masih fluktuatif. Hal ini terlihat dari jumlah letusan dan perubahan bentuk gunung api yang terjadi. "Gunung Marapi masih dalam fase erupsi, jadi dari letusan dan deformasi gunung api juga fluktuatif," ujar Teguh di Padang, Senin.
Letusan pertama pada awal tahun 2025 tercatat terjadi pada tanggal 4 Januari. Kolom abu vulkanik saat itu mencapai ketinggian 1.000 meter dengan warna kelabu dan intensitas tebal. Arahnya condong ke utara dan timur laut. Aktivitas ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 milimeter dan durasi sekitar 1 menit 40 detik.
Setelahnya, periode 4 hingga 18 Januari relatif tenang tanpa letusan. Namun, aktivitas vulkanik kembali meningkat pada periode 19 hingga 26 Januari 2025. Bahkan, tercatat dua kali letusan terjadi dalam sehari, yaitu pada tanggal 22 dan 26 Januari. Gunung Marapi yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) dan berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar ini berada pada Level II atau Waspada.
Letusan terakhir pada Minggu malam, 26 Januari 2025, memuntahkan kolom abu setinggi 500 meter. Abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke barat laut. Seismogram mencatat amplitudo maksimum 30,2 milimeter dengan durasi sekitar 29 detik. Perlu diingat bahwa erupsi Gunung Marapi pada 3 Desember 2023 lalu telah memakan korban jiwa sebanyak 23 orang.
Mengingat fluktuasi aktivitas Gunung Marapi yang masih terjadi, PGA mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Hal ini penting untuk keselamatan bersama.
PVMBG merekomendasikan agar masyarakat, pendaki, dan pengunjung untuk tidak memasuki atau beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek). Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya lahar, terutama selama musim hujan.