244 Bencana Alam Guyur Garut Selama Musim Hujan, Dua Jiwa Melayang
BPBD Garut mencatat 244 bencana alam sepanjang musim hujan Oktober 2024-Februari 2025, mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.

Musim hujan yang berlangsung sejak Oktober 2024 hingga Februari 2025 telah mengakibatkan 244 kejadian bencana alam di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bencana tersebut meliputi banjir, longsor, dan angin kencang yang menimbulkan kerugian material dan korban jiwa. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefuloh, menyampaikan informasi ini pada Selasa lalu di Garut. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan besar tentang kesiapan daerah dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.
Berdasarkan data BPBD Garut, bencana longsor menjadi jenis bencana yang paling sering terjadi dengan total 136 kejadian. Angin kencang menyusul dengan 90 kejadian, sementara banjir tercatat sebanyak 18 kejadian. Jumlah ini menunjukkan tingginya tingkat kerawanan bencana di Kabupaten Garut, khususnya selama musim hujan. Dampak dari bencana ini sangat signifikan, tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
Bencana alam tersebut telah mengakibatkan kerusakan yang cukup parah. Tercatat sebanyak 483 rumah mengalami kerusakan, begitu pula dengan infrastruktur, irigasi, fasilitas umum seperti sekolah dan masjid, serta lahan pertanian. Jumlah korban jiwa mencapai dua orang meninggal dunia, tiga orang luka-luka, dan satu orang dinyatakan hilang. Selain itu, sebanyak 1.292 jiwa dari 497 kepala keluarga terdampak langsung oleh bencana ini. Kondisi ini menuntut respon cepat dan tepat dari pemerintah daerah.
Bencana Longsor Dominasi Kejadian
Dari total 244 kejadian bencana alam, longsor mendominasi dengan angka mencapai 136 kejadian. Angka ini menunjukkan betapa rawannya wilayah Garut terhadap bencana tanah longsor, terutama pada kondisi tanah yang jenuh air saat musim hujan. Kondisi geografis Garut yang berbukit dan pegunungan menjadi faktor utama penyebab tingginya kejadian longsor.
Pemerintah Kabupaten Garut telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi, termasuk kesiapsiagaan bencana yang melibatkan berbagai unsur. Namun, angka kejadian bencana yang tinggi menunjukkan perlunya evaluasi dan peningkatan strategi dalam mitigasi bencana. Penting untuk mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif.
Selain longsor, angin kencang juga menjadi ancaman serius dengan 90 kejadian tercatat. Angin kencang seringkali menyebabkan kerusakan pada rumah dan infrastruktur, bahkan dapat menimbulkan korban jiwa. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya mitigasi bencana yang komprehensif, termasuk edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi angin kencang.
Banjir, meskipun jumlah kejadiannya lebih sedikit (18 kejadian), tetap menjadi ancaman yang perlu diwaspadai. Banjir dapat menyebabkan kerusakan yang luas dan berdampak pada kehidupan masyarakat. Penting untuk menjaga kebersihan saluran air dan melakukan langkah-langkah pencegahan banjir secara berkala.
Upaya Mitigasi Bencana
Sebagai respon terhadap tingginya angka bencana, BPBD Garut mengutamakan mitigasi bencana kepada masyarakat. Upaya ini bertujuan untuk meminimalisir risiko dampak bencana alam. Salah satu langkah yang dilakukan adalah gerakan bersama membersihkan saluran air untuk mencegah banjir.
Gerakan bersama ini melibatkan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk membersihkan saluran air di 54 titik di 42 kecamatan. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengurangi risiko bencana. Namun, upaya mitigasi bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga peran aktif masyarakat sangat diperlukan.
Pentingnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya mitigasi bencana tidak dapat diabaikan. Masyarakat perlu memahami potensi bencana di wilayahnya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Edukasi dan sosialisasi tentang mitigasi bencana perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Kejadian bencana alam di Garut menjadi pengingat penting bagi kita semua tentang pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat krusial untuk mengurangi risiko dan dampak bencana alam di masa mendatang. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapan menghadapi bencana serupa di masa depan.