610 Bronjong untuk Donggala: Tanggul Sungai Maleni Jadi Fokus Penanganan Banjir
Pemerintah Sulawesi Tengah menyalurkan 610 bronjong senilai Rp405 juta ke Donggala untuk mengatasi banjir yang melanda beberapa kecamatan dan desa, dengan fokus pemasangan di Sungai Maleni.

Banjir yang melanda Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 April 2025 telah mengakibatkan kerusakan signifikan di tiga kecamatan dan 10 kelurahan/desa. Akibatnya, ratusan rumah terendam dan sejumlah infrastruktur rusak. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) bergerak cepat merespon bencana ini dengan memberikan bantuan berupa 610 unit bronjong untuk membantu penanganan banjir tersebut.
Bantuan bronjong senilai Rp405 juta ini diberikan berdasarkan permintaan Bupati Donggala kepada Gubernur Sulteng melalui surat resmi nomor 466/0376/BPBD/2025 tertanggal 8 April 2025. Kepala BPBD Sulteng, Akris Fattah, menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan tindak lanjut langsung dari permintaan tersebut dan merupakan instruksi langsung dari Gubernur Sulteng, Anwar Hafid.
Pemberian bantuan ini bertujuan untuk memperkuat tanggul pengaman di sepanjang Sungai Maleni, khususnya di wilayah Banawa yang menjadi area terdampak terparah. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya penanganan darurat banjir dan pencegahan banjir susulan di masa mendatang. "Pemasangan bronjong ini fokus di wilayah Banawa khususnya Sungai Maleni," sebut Akris Fattah.
Penanganan Banjir Donggala: Fokus Sungai Maleni
Pemprov Sulteng melalui BPBD telah menyerahkan 610 bronjong kepada Pemkab Donggala untuk penanganan banjir. Bantuan ini merupakan respons cepat atas permintaan Pemkab Donggala yang disampaikan melalui surat resmi pada 8 April 2025. Pemasangan bronjong akan difokuskan di Sungai Maleni, khususnya di wilayah Banawa yang terdampak parah.
Gubernur Sulteng, Anwar Hafid, telah menginstruksikan penyaluran bantuan ini sebagai upaya penanganan darurat banjir. Langkah ini dinilai efektif untuk memperkuat tanggul sungai dan mencegah banjir susulan. Normalisasi aliran Sungai Maleni kilometer 3 juga telah dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari upaya jangka panjang.
BPBD Sulteng juga memberikan masukan kepada Gubernur terkait strategi penanganan darurat banjir. Salah satu saran yang diberikan adalah pembangunan tanggul pengaman sungai dengan menggunakan bronjong. Hal ini dianggap sebagai solusi efektif dan efisien untuk melindungi wilayah dari ancaman banjir.
Sebelumnya, banjir telah melanda tiga kecamatan di Kabupaten Donggala, yaitu Kecamatan Banawa, Labuan, dan Sindue Tombusabora. Sepuluh kelurahan dan desa terdampak, dengan jumlah rumah yang terendam dan jiwa yang terdampak bervariasi di setiap wilayah.
Data Kerusakan Akibat Banjir di Donggala
Berikut data kerusakan akibat banjir di beberapa kelurahan dan desa di Kabupaten Donggala:
- Kecamatan Banawa: Kelurahan Kabonga Besar (50 rumah, 192 jiwa), Kabonga Kecil (10 rumah, 42 jiwa), Desa Maleni (18 rumah, 63 jiwa), Tanjung Batu (24 rumah dan 104 kos-kosan), Labuan Bajo (66 rumah dan 66 KK), Boya (31 rumah, 146 jiwa), dan Ganti (101 rumah, 395 jiwa).
- Kecamatan Labuan: Desa Labuan (1 jembatan rusak), Labuan Kungguma (1 rumah, 5 jiwa).
- Kecamatan Sindue Tombusabora: Desa Batusuya (2 rumah, 1 pasar, akses jalan terancam putus).
Data ini menunjukkan dampak yang signifikan dari banjir terhadap permukiman warga dan infrastruktur di Kabupaten Donggala. Penanganan darurat dan upaya pencegahan banjir di masa mendatang menjadi sangat penting untuk meminimalisir kerugian.
Dengan adanya bantuan bronjong dan upaya normalisasi sungai, diharapkan penanganan banjir di Donggala dapat berjalan efektif dan meminimalisir dampak negatif bagi masyarakat. Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi masyarakat dari bencana alam.