Jembatan Darurat di Morowali Utara: Respons Cepat Pasca Banjir Dahsyat
Pemkab Morowali Utara bersama warga, TNI/Polri, dan PMI bahu-membahu membangun jembatan darurat pasca banjir bandang yang memutus akses di Desa Lembobelala, serta menyalurkan bantuan logistik.

Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Rabu (2/4) dini hari telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, termasuk hanyutnya jembatan penghubung Desa Lembobelala, Kecamatan Lembo Raya. Kejadian ini menyebabkan terputusnya akses utama warga setempat, sehingga Pemerintah Kabupaten Morowali Utara (Pemkab Morut) bergerak cepat dengan mengerahkan tim gabungan untuk membangun jembatan darurat.
"Jembatan penghubung Desa Lembobelala hanyut terseret banjir, oleh sebab itu dibangun jembatan darurat untuk memudahkan akses logistik," jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Morowali Utara, Delfia Parenta, dalam keterangan tertulisnya. Pembangunan jembatan darurat ini melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI/Polri, Palang Merah Indonesia (PMI), dan masyarakat setempat yang bahu-membahu mengatasi dampak bencana.
Keberadaan jembatan ini sangat krusial karena menjadi akses utama warga Desa Lembobelala. Terputusnya akses tersebut berdampak langsung pada distribusi logistik dan mobilitas warga. Langkah cepat Pemkab Morut dalam membangun jembatan darurat ini menunjukkan komitmen nyata dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana.
Pembangunan Jembatan Darurat dan Penyaluran Bantuan
Bupati Morowali Utara, Delis J Hehi, langsung memerintahkan tim penanggulangan bencana untuk bergerak cepat meminimalisir dampak banjir. Tim tersebut tidak hanya fokus pada pembangunan jembatan darurat, tetapi juga melakukan pembersihan rumah warga, evakuasi warga yang terdampak, dan penyaluran bantuan logistik. "Pak bupati langsung memerintahkan kami untuk meminimalisir dampak bencana banjir. Seharian ini kami berada di lokasi yang terdampak," ujar Delfia Parenta.
Bantuan yang disalurkan meliputi paket sembako dan air mineral dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Bank Nasional Indonesia (BNI). Distribusi bantuan difokuskan pada tiga desa yang terdampak parah: Desa Korompeeli, Desa Kumpi, dan Desa Beteleme Tua, Kecamatan Lembo. Di Desa Korompeeli disalurkan 20 paket sembako dan 18 dus air mineral, Desa Kumpi mendapat 21 paket sembako, dan Desa Beteleme Tua menerima 61 paket sembako serta 29 dus air mineral.
PMI dan Palang Merah Remaja (PMR) Morut juga turut serta dalam aksi kemanusiaan ini dengan membantu membersihkan rumah-rumah warga yang terdampak banjir. Upaya kolaboratif ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Penyebab Banjir dan Dampaknya
Banjir besar di Morowali Utara disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi yang melanda wilayah tersebut. Empat sungai besar, yaitu Sungai Sokita (Po'ona), Sungai Pontangoa (Ronta), Sungai Pu'awu (Uelene), dan Sungai Tambalako, meluap dan bermuara di Tambalako. Akibatnya, permukaan air naik dengan cepat dan menggenangi beberapa desa dalam waktu singkat.
Genangan air di tiga desa yang terdampak bahkan mencapai atap rumah warga. Kondisi ini menunjukkan betapa dahsyatnya banjir yang melanda Morowali Utara. BPBD Morowali Utara mencatat bahwa banjir telah mengakibatkan kerusakan rumah warga dan infrastruktur lainnya.
Delfia Parenta menambahkan, "Di tiga desa ini air menggenangi rumah penduduk, bahkan ada genangan sampai di atap rumah." Pernyataan ini menggambarkan betapa seriusnya dampak banjir terhadap kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
Pemkab Morowali Utara terus berupaya untuk memulihkan kondisi pasca banjir dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Pembangunan jembatan darurat merupakan salah satu langkah penting untuk mengembalikan aksesibilitas dan mempercepat proses pemulihan.