Aceh Targetkan Produksi Garam 10.800 Ton di 2025, Masih Jauh dari Kebutuhan
Pemerintah Aceh menargetkan produksi garam 10.800 ton pada 2025, meningkat dari tahun sebelumnya, namun masih jauh dari angka kebutuhan 46.000 ton yang didominasi kebutuhan industri.

Pemerintah Provinsi Aceh memasang target ambisius untuk meningkatkan produksi garam di tahun 2025 mendatang. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh menargetkan produksi garam mencapai 10.800 ton, sedikit lebih tinggi dari target 10.600 ton pada tahun 2024. Target ini disampaikan langsung oleh Kepala DKP Aceh, Aliman, di Banda Aceh pada Selasa lalu. Namun, apakah target ini realistis mengingat kebutuhan garam Aceh yang jauh lebih besar?
Target Produksi Garam Aceh 2025
Meskipun meningkat dari tahun sebelumnya, target produksi garam 10.800 ton di tahun 2025 masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan realisasi produksi tahun 2024 yang mencapai 12.380 ton. Perbedaan ini disebabkan oleh metode produksi garam di Aceh yang masih tradisional dan belum berkelanjutan. Para petani garam belum memproduksi garam secara kontinu sepanjang tahun.
Dari total produksi 12.380 ton pada tahun 2024, sebanyak 11.614 ton dihasilkan melalui metode perebusan, sedangkan sisanya, 765 ton, dihasilkan melalui penjemuran. Produksi ini juga menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 9.418 ton.
Sentra Produksi Garam di Aceh
Delapan kabupaten di Aceh menjadi sentra produksi garam. Pidie menjadi penyumbang terbesar dengan produksi mencapai 5.172 ton pada tahun 2024, diikuti Aceh Besar (1.250 ton) dan Pidie Jaya (1.774 ton). Kabupaten lainnya seperti Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat Daya, dan Aceh Selatan juga berkontribusi, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil.
Kebutuhan Garam Aceh yang Masih Tinggi
Meskipun produksi garam di Aceh terus meningkat, angka tersebut masih jauh dari angka kebutuhan garam di provinsi tersebut. DKP Aceh memperkirakan kebutuhan garam Aceh mencapai 46.000 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, 36.000 ton dibutuhkan oleh industri, sementara 10.000 ton untuk konsumsi rumah tangga. Produksi garam saat ini baru mampu memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.
"Dengan kondisi yang ada sekarang ini, tentu sulit bagi Aceh memenuhi kebutuhan garam sebanyak 46 ribu ton tersebut. Karena itu, kami terus mencari investor untuk membangun pabrik garam guna memenuhi kebutuhan industri," jelas Aliman.
Tantangan dan Langkah ke Depan
Aliman mengakui bahwa metode produksi garam tradisional dan kurangnya kontinuitas produksi menjadi kendala utama dalam mencapai target produksi yang lebih tinggi. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan upaya peningkatan teknologi dan pelatihan bagi petani garam. Selain itu, pemerintah juga berupaya menarik investor untuk mendirikan pabrik garam modern guna memenuhi kebutuhan industri yang besar.
Pemerintah Aceh menyadari pentingnya swasembada garam untuk mendukung perekonomian daerah. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam Aceh, termasuk melalui inovasi teknologi dan dukungan bagi para petani garam.
Kesimpulan
Target produksi garam Aceh sebesar 10.800 ton pada tahun 2025 merupakan langkah positif, namun masih perlu upaya yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan garam di Aceh yang mencapai 46.000 ton per tahun. Peningkatan teknologi, pelatihan petani, dan investasi di sektor industri garam menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai swasembada garam di Aceh.