AHY Dorong Pembangunan PLTS Terapung untuk Energi Bersih di Indonesia
Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono mendorong pembangunan lebih banyak Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Indonesia, mencontoh kesuksesan PLTS terapung Cirata di Jawa Barat.
![AHY Dorong Pembangunan PLTS Terapung untuk Energi Bersih di Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230302.055-ahy-dorong-pembangunan-plts-terapung-untuk-energi-bersih-di-indonesia-1.jpg)
Bandung, 6 Februari 2024 - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan harapannya agar semakin banyak PLTS terapung dibangun di Indonesia, mengikuti jejak keberhasilan PLTS terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat. Keberhasilan PLTS Cirata, yang terbesar di Asia Tenggara, menjadi contoh nyata potensi energi bersih di Indonesia.
PLTS Terapung: Solusi Energi Bersih Indonesia
Usai meninjau Waduk dan PLTS terapung Cirata, AHY menekankan pentingnya pengembangan energi terbarukan. Beliau menyatakan, "PLTS terapung Cirata ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara dan produksi listriknya diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Energi bersih seperti PLTS harus terus kita kembangkan, karena Indonesia memiliki potensi yang besar." PLTS terapung Cirata, yang hanya memanfaatkan empat persen dari luas permukaan waduk, mampu menghasilkan 192 Megawatt (MW) listrik. Ini menunjukkan efisiensi dan potensi yang luar biasa.
AHY juga menyoroti banyaknya bendungan di Indonesia yang berpotensi dikembangkan menjadi PLTS terapung. "Banyak bendungan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah Indonesia lainnya yang bisa dimanfaatkan," ujarnya. Namun, beliau juga menekankan pentingnya kajian dan analisis yang matang, mengingat investasi pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan cukup besar. Sebagai contoh, PLTS terapung Cirata dengan kapasitas awal 145 MW membutuhkan investasi Rp1,7 triliun.
Investasi dan Dampak Positif PLTS Terapung
AHY menambahkan bahwa pengembangan PLTS terapung selaras dengan upaya global dalam mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan mengatasi krisis iklim. "Semakin banyak kita menggunakan energi terbarukan, maka kita bisa mereduksi CO2, dan ini semangat dunia agar kita bisa menjaga bumi kita," tegasnya. Proyek ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada energi, pangan, dan air bersih di Indonesia. Bendungan produktif dan optimal diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Proyek PLTS Terapung di Masa Mendatang
Deputi Bidang Infrastruktur Dasar Kemenkoinfra, Muhammad Rachmat Kaimuddin, mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan tiga proyek PLTS terapung baru di Bendungan Karangkates (Jawa Timur), Saguling (Jawa Barat), dan Singkarak (Sumatera Barat). "PPA-nya sudah ditandatangani, jadi ini sedang mau dibangun," kata Rachmat. Direktur Operasi Pembangkit Batu Bara PLN, Rachmanoe Indarto, menambahkan bahwa kapasitas PLTS terapung yang akan dibangun bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing regional. PLTS Karangkates direncanakan berkapasitas 100 MW, sementara Saguling dan Singkarak masing-masing 60 MW.
Kesimpulan
Pengembangan PLTS terapung di Indonesia merupakan langkah strategis dalam mewujudkan energi bersih dan berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan pemerintah, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Keberhasilan PLTS terapung Cirata menjadi bukti nyata potensi dan manfaat dari pengembangan energi terbarukan ini, dan diharapkan dapat menginspirasi pembangunan PLTS terapung di berbagai wilayah Indonesia lainnya.