Airlangga dan Eramet Sepakati Roadmap Hilirisasi Nikel, Dorong Investasi Hijau di Indonesia
Menteri Airlangga dan CEO Eramet menyepakati penyusunan roadmap hilirisasi nikel di Indonesia, membuka peluang investasi hijau dan percepatan transisi energi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan CEO Eramet Christel Bories telah mencapai kesepakatan penting terkait pengembangan industri hilirisasi nikel di Indonesia. Pertemuan bilateral yang berlangsung di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris pada 3 Maret 2025 menghasilkan kesepakatan untuk menyusun peta jalan (roadmap) hilirisasi nikel, termasuk estimasi kapasitas produksi. Kesepakatan ini menjadi langkah strategis dalam upaya Indonesia untuk mengembangkan ekosistem nikel yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pertemuan tersebut juga membahas rencana investasi Eramet di Indonesia, khususnya pengembangan fasilitas manufaktur hijau untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV) di Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera Tengah. Airlangga menekankan bahwa dukungan pemerintah akan diberikan dengan mempertimbangkan roadmap yang disepakati. Komitmen Indonesia terhadap transisi energi hijau menjadi salah satu fokus utama dalam pembahasan ini, dengan rencana penempatan industri di dekat sumber energi hidro untuk menjamin keberlanjutan lingkungan.
Kesepakatan ini bukan hanya tentang hilirisasi nikel, tetapi juga membuka peluang investasi yang lebih luas. Eramet menyatakan minatnya untuk berinvestasi lebih lanjut di Indonesia, termasuk kerja sama dengan mitra lokal pada sektor mineral kritis dan peluang investasi hilirisasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Dukungan Eramet terhadap percepatan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) juga menjadi bagian penting dari diskusi, yang diharapkan dapat meningkatkan investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa.
Kerja Sama Strategis Indonesia dan Eramet
Kesepakatan antara Menko Airlangga dan CEO Eramet menandai langkah signifikan dalam pengembangan industri hilirisasi nikel di Indonesia. Eramet, sebagai perusahaan terkemuka di bidang pertambangan dan pengolahan mineral, akan berperan penting dalam membangun ekosistem nikel yang berkelanjutan. Penyusunan roadmap hilirisasi nikel akan memberikan panduan yang jelas bagi investor dan pemerintah dalam pengembangan industri ini.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah ketersediaan bahan baku. CEO Eramet, Christel Bories, menekankan perlunya informasi lebih lanjut terkait hal ini untuk merealisasikan rencana produksi di Indonesia. Pemerintah Indonesia menyambut baik hal tersebut dan berkomitmen untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan guna mendukung percepatan proyek ini.
Komitmen terhadap industri hijau juga menjadi sorotan utama. Pemilihan lokasi industri yang berdekatan dengan sumber energi hidro menunjukkan komitmen Indonesia untuk mengembangkan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi.
Investasi Berkelanjutan dan Peningkatan Kerja Sama
Eramet tidak hanya berfokus pada hilirisasi nikel, tetapi juga tertarik untuk berinvestasi di sektor mineral kritis lainnya di Indonesia. Kerja sama dengan mitra lokal dan BPI Danantara akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Investasi ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan perekonomian lokal, dan mendorong inovasi di sektor pertambangan dan pengolahan mineral.
Dukungan Eramet terhadap percepatan perundingan IEU-CEPA juga menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa. Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan investasi dan perdagangan, khususnya antara Indonesia dan Prancis. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Kesimpulannya, kesepakatan antara Menko Airlangga dan CEO Eramet merupakan langkah penting dalam pengembangan industri hilirisasi nikel di Indonesia. Kerja sama ini akan mendorong investasi hijau, mempercepat transisi energi, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Komitmen bersama untuk membangun kemitraan yang kuat akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua pihak dan mendorong inovasi di sektor pertambangan dan pengolahan mineral.
Kata kunci: hilirisasi nikel, investasi hijau, transisi energi, Eramet, Indonesia, Airlangga Hartarto, Christel Bories, IEU-CEPA, Weda Bay