Eramet dan Indonesia Bahas Investasi Rantai Pasok Kendaraan Listrik
Kementerian Investasi RI dan Eramet Group, perusahaan tambang asal Perancis, membahas rencana investasi untuk memperkuat rantai pasok baterai kendaraan listrik (BEV) di Indonesia, termasuk eksplorasi di Sulawesi Selatan dan Papua.
![Eramet dan Indonesia Bahas Investasi Rantai Pasok Kendaraan Listrik](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000113.579-eramet-dan-indonesia-bahas-investasi-rantai-pasok-kendaraan-listrik-1.jpg)
Indonesia dan perusahaan tambang asal Perancis, Eramet Group, tengah gencar membahas rencana investasi besar-besaran. Fokusnya? Memperkuat rantai pasok baterai kendaraan listrik (BEV) di Indonesia. Pertemuan antara Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dan CEO Eramet Group, Christel Bories, telah menghasilkan rencana pengembangan yang signifikan.
Dalam sebuah unggahan Instagram Selasa lalu, Menteri Bahlil mengungkapkan pertemuannya dengan Christel Bories. Pertemuan tersebut membahas dukungan untuk hilirisasi mineral kritis dan penguatan rantai pasok BEV di Indonesia. Eramet berencana menjelajahi lokasi baru di Sulawesi Selatan dan Papua untuk proyek kendaraan listrik ramah lingkungan (RGEV) yang akan melibatkan berbagai mitra strategis.
Kolaborasi ini diharapkan memberikan dampak positif yang luas bagi Indonesia. Menurut Menteri Bahlil, kemitraan pemerintah dan Eramet telah dan akan terus meningkatkan lapangan kerja serta menaikkan kualitas teknologi di Indonesia. Ia menambahkan bahwa selain mempercepat pertumbuhan industri EV, kolaborasi ini berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan transfer teknologi.
Sebagai informasi tambahan, realisasi investasi di sektor hilirisasi pada tahun 2024 mencapai angka fantastis, yaitu Rp407,8 triliun. Angka ini merupakan 23,8 persen dari total realisasi investasi seluruh sektor yang mencapai Rp1.714,2 triliun. Investasi hilirisasi mineral sendiri terbagi atas Rp153,2 triliun untuk smelter nikel, Rp68,5 triliun untuk tembaga, Rp21,8 triliun untuk bauksit, dan Rp1,6 triliun untuk timah.
Dengan rencana investasi Eramet ini, Indonesia semakin mantap dalam membangun ekosistem kendaraan listrik. Eksplorasi di Sulawesi Selatan dan Papua menandakan komitmen serius untuk mengembangkan sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kolaborasi ini bukan hanya tentang keuntungan ekonomi semata, tetapi juga tentang peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui teknologi dan lapangan kerja baru.
Langkah Eramet ini selaras dengan fokus pemerintah Indonesia dalam mendorong hilirisasi industri dan pengembangan kendaraan listrik. Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi investor asing, dan kerja sama dengan Eramet menjadi bukti kesuksesan strategi tersebut. Ke depannya, kolaborasi ini diharapkan mampu membawa Indonesia semakin maju di kancah industri kendaraan listrik global.
Secara keseluruhan, rencana investasi Eramet di Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam pengembangan industri kendaraan listrik di Tanah Air. Investasi ini tidak hanya akan memperkuat rantai pasok, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia. Dengan adanya dukungan pemerintah dan teknologi canggih dari Eramet, masa depan industri kendaraan listrik Indonesia tampak semakin cerah.