Airlangga Hartarto dan Pengusaha Korea Bahas Penguatan Rantai Pasok Global
Menteri Airlangga Hartarto bertemu CEO FKI, Kim Chang-beom, membahas peningkatan kerja sama rantai pasok global dan investasi Korea Selatan di Indonesia, khususnya di sektor mineral kritis dan kendaraan listrik.

Jakarta, 18 Februari 2025 - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, baru-baru ini mengadakan pertemuan penting dengan Kim Chang-beom, CEO dan Wakil Ketua Federasi Industri Korea (FKI). Pertemuan tersebut difokuskan pada penguatan kerja sama rantai pasok global dan peningkatan investasi Korea Selatan di Indonesia. Pertemuan ini menandai langkah signifikan dalam memperkuat hubungan ekonomi bilateral kedua negara.
Penguatan Investasi dan Kerja Sama Bisnis
Dalam pertemuan di Kantor Kemenko Perekonomian, Kim Chang-beom menyampaikan rencana misi bisnis FKI pada April 2025. Misi ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama bisnis dan ekonomi bilateral, khususnya dalam investasi baru. Ia juga meminta dukungan pemerintah Indonesia untuk kelancaran misi tersebut. Dukungan pemerintah Indonesia dinilai sangat krusial untuk keberhasilan misi bisnis ini.
Misi bisnis FKI akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan besar Korea Selatan, termasuk Lotte Group, Hyundai Motor Company, LG Group, SK Group, Posco Holdings, CJ, EcoPro, Doosan Enerbility, dan LX International. Beberapa perusahaan tersebut telah berinvestasi di Indonesia, sementara yang lain berencana untuk mengembangkan investasinya di sini. Kehadiran perusahaan-perusahaan besar ini menunjukkan kepercayaan investor Korea terhadap potensi ekonomi Indonesia.
Dukungan Pemerintah Indonesia untuk Investasi Korea
Menanggapi rencana tersebut, Menko Airlangga menyatakan dukungan penuhnya dan mendorong peningkatan realisasi proyek investasi perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia. Ia menekankan pentingnya kemitraan dengan negara-negara yang memiliki teknologi maju untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat alih teknologi dan membuka akses ke pasar yang lebih luas bagi Indonesia.
Airlangga juga menegaskan komitmen Indonesia untuk membuka pintu seluas-luasnya bagi perusahaan Korea yang ingin berinvestasi dan mengembangkan usahanya di Indonesia. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menarik investasi asing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sektor Mineral Kritis dan Kendaraan Listrik
Salah satu sektor utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah sektor mineral kritis. Investasi Posco dan Lotte di Indonesia di sektor ini cukup signifikan dan masih memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Kerja sama di sektor ini sangat penting mengingat kebutuhan global akan mineral kritis yang terus meningkat.
Pihak Korea Selatan menyatakan kesiapannya untuk memberikan dukungan investasi yang selaras dengan program prioritas pemerintah Indonesia. Hal ini termasuk dukungan untuk rantai pasok kendaraan listrik dan baterai, fasilitasi kemajuan industri, transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan dukungan untuk program ketahanan pangan Indonesia. Komitmen ini menunjukkan keseriusan Korea Selatan dalam membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan Indonesia.
Kesimpulan: Kemitraan Strategis Indonesia-Korea
Pertemuan antara Menko Airlangga Hartarto dan Kim Chang-beom menandai babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia-Korea Selatan. Kesepakatan untuk meningkatkan investasi Korea di Indonesia, khususnya di sektor mineral kritis dan kendaraan listrik, menunjukkan potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok global dan meningkatkan daya saing industri nasional Indonesia.
Melalui kemitraan strategis ini, Indonesia dapat memanfaatkan teknologi dan pengalaman Korea Selatan untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah Indonesia akan terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik lebih banyak investasi asing dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.