Antisipasi Karhutla, Dinsos Kalsel Mitigasi Dampak Puncak Kemarau 2025
Dinsos Kalsel mitigasi dampak puncak musim kemarau 2025 dengan menyiapkan peralatan, personel, tenda evakuasi, hingga rumah aman antisipasi karhutla.

Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan (Dinsos Kalsel) bergerak cepat mengantisipasi dampak puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada Agustus hingga September 2025. Langkah-langkah mitigasi disiapkan untuk menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap terjadi saat musim kemarau tiba. Persiapan matang dilakukan demi melindungi masyarakat dan mengurangi risiko bencana.
Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinsos Provinsi Kalsel, Achmadi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai peralatan, personel terlatih, tenda evakuasi, hingga rumah aman (safe house). "Dinsos Provinsi Kalsel berupaya secara maksimal mengantisipasi dan mengurangi dampak dari musim kemarau maupun potensi kebencanaan, seperti kebakaran hutan lahan (karhutla)," ujarnya di Banjarmasin, Selasa (20/5).
Rumah aman disiapkan sebagai langkah antisipasi kemungkinan eksodus warga, seperti yang pernah terjadi saat warga dari Kalimantan Tengah (Kalteng) mengungsi ke Banjarmasin akibat bencana asap. Dinsos Kalsel tidak ingin kejadian serupa terulang dan berupaya memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat yang terdampak.
Rumah Aman dan Posko Utama Karhutla
Salah satu ruangan di rumah aman telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk tempat tidur, alat pendingin ruangan, makanan, dan area bermain anak-anak. Fasilitas ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi warga yang mengungsi sebelum dirujuk ke rumah sakit jika kondisi kesehatan mereka terganggu. Dinsos Kalsel juga memastikan ketersediaan kebutuhan dasar bagi para pengungsi.
Selain rumah aman, Dinsos Provinsi Kalsel juga telah meninjau Panti Perlindungan Rehabilitasi Sosial Anak dan Remaja (PPRSAR) Mulia Satria. Lokasi ini akan dijadikan posko utama karhutla karena letaknya yang strategis di depan Bandara Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru. Posko ini akan menjadi pusat koordinasi bagi berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan karhutla.
Achmadi menjelaskan, "Posko ini digunakan untuk pusat koordinasi, termasuk briefing bagi para pilot pemadam udara, serta tempat rapat penanganan darurat." Dengan adanya posko utama, diharapkan koordinasi antar petugas dan instansi terkait dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Logistik dan Armada Pendukung Siaga
Dinsos Provinsi Kalsel juga telah menyiapkan logistik dan armada pendukung untuk menghadapi karhutla. Bantuan logistik disiapkan untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban terdampak karhutla. Armada pendukung disiagakan untuk mempercepat proses pemadaman api dan evakuasi warga.
Adapun armada yang disiapkan, antara lain tiga unit mobil tangki berkapasitas 5.000 liter, empat mesin pemadam kebakaran, dan empat unit mobil double cabin yang siap siaga selama 24 jam. Kesiapsiagaan ini menunjukkan komitmen Dinsos Kalsel dalam melindungi masyarakat dari dampak buruk karhutla.
Achmadi menambahkan, “Personel Dinsos Kalsel sudah siap. Jika sewaktu-waktu kondisi darurat terjadi, mereka akan segera diberangkatkan.” Kesiapan personel menjadi kunci utama dalam penanganan bencana karhutla. Dinsos Kalsel memastikan bahwa seluruh personel telah terlatih dan siap diterjunkan kapan saja.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi (BMKG) memprakirakan puncak musim kemarau terjadi pada periode Agustus-September 2025 di wilayah Provinsi Kalsel. Masyarakat diimbau untuk waspada dan berhati-hati terhadap potensi kebakaran.
Saat ini, sebagian besar wilayah di Provinsi Kalsel telah memasuki masa peralihan musim kemarau, meskipun masih tergolong kemarau basah dengan intensitas hujan yang masih terjadi pada beberapa daerah. Meskipun demikian, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan untuk mencegah terjadinya karhutla.