Waspada Karhutla! Tujuh Kabupaten di Sumsel Masuk Zona Rawan Kebakaran
Kementerian Kehutanan memperingatkan tujuh kabupaten di Sumatera Selatan rawan karhutla selama kemarau panjang 2025, dengan upaya antisipasi yang diperkuat melalui patroli dan pembentukan Satgas.

Palembang, 12 Mei 2025 - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memberikan peringatan dini terkait potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) selama musim kemarau panjang tahun 2025. Tujuh kabupaten di Sumsel masuk dalam zona waspada karhutla, berdasarkan keterangan Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kemenhut Wilayah Sumatera, Ferdian Kristanto. Pernyataan ini disampaikan pada Senin lalu di Palembang.
Tujuh kabupaten tersebut adalah Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Muara Enim, Banyuasin, Ogan Ilir, Musi Rawas, dan Musi Rawas Utara (Muratara). Ferdian Kristanto menjelaskan bahwa wilayah-wilayah tersebut memiliki potensi risiko tinggi karena kondisi geografis dan iklim yang mendukung terjadinya karhutla. Ancaman ini diperparah dengan prediksi kemarau yang lebih panjang dibandingkan tahun 2024.
Kondisi ini membutuhkan kesiapsiagaan semua pihak, mengingat beberapa daerah di Sumsel sudah mulai merasakan suhu udara panas dan minimnya curah hujan. Bahan bakar alami seperti daun kering dan gambut yang mudah terbakar meningkatkan potensi kebakaran. "Beberapa kabupaten sudah mulai terasa panas dengan jarak hari tanpa hujan yang semakin panjang. Situasi ini menuntut kesiapsiagaan lebih tinggi dari semua pihak," tegas Ferdian Kristanto.
Wilayah Rawan Karhutla di Sumsel
Wilayah gambut di Kabupaten OKI, Muba, sebagian Muara Enim, dan Banyuasin menjadi fokus utama perhatian. Hal ini dikarenakan lahan gambut sangat rentan terhadap kebakaran. Selain itu, Kabupaten Ogan Ilir juga waspada, terutama di sekitar jalan lintas dan jalan tol. Musi Rawas dan Muratara juga termasuk dalam daftar kabupaten yang berisiko tinggi mengalami karhutla.
Antisipasi karhutla telah dilakukan Kemenhut melalui patroli rutin yang diperluas sejak awal tahun, khususnya pada bulan April dan Mei. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dini potensi kebakaran dan mencegahnya sebelum meluas. Selain patroli, pembentukan Satgas karhutla juga akan segera dilakukan untuk memperkuat respon terhadap kejadian karhutla.
Di beberapa daerah, seperti Ogan Ilir, status siaga darurat karhutla akan segera ditetapkan. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi ancaman karhutla. "Kami tidak boleh lengah meskipun api yang muncul kecil. Prediksi menunjukkan kemarau tahun ini akan lebih panjang dibandingkan 2024," imbuh Ferdian Kristanto.
Upaya Pencegahan dan Penanganan Karhutla
Kemenhut optimistis dengan pengawasan dan kerja sama semua pihak, karhutla tahun ini dapat ditangani lebih baik. Langkah-langkah antisipasi yang lebih intensif diharapkan mampu meminimalisir dampak karhutla di Sumsel. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait sangat penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla.
Beberapa upaya yang dilakukan antara lain: memperluas patroli rutin, membentuk Satgas karhutla, menetapkan status siaga darurat karhutla di daerah rawan, dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla dan cara pencegahannya. Pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan mencegah karhutla juga menjadi faktor kunci dalam keberhasilan upaya pencegahan ini.
Dengan meningkatkan kewaspadaan dan kerja sama yang solid, diharapkan dampak negatif karhutla di Sumsel dapat diminimalisir. Kemenhut berharap agar masyarakat turut aktif dalam upaya pencegahan karhutla dengan melaporkan setiap potensi kebakaran dan menghindari aktivitas yang dapat memicu kebakaran.
Langkah-langkah antisipasi yang telah dan akan dilakukan diharapkan mampu menekan angka kejadian karhutla di Sumsel. Kemenhut menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan kerja sama semua pihak untuk menghadapi musim kemarau panjang tahun 2025.