Asuransi Harta Benda Dominasi Premi Asuransi Umum 2024, Capai Rp30,3 Triliun
Asuransi harta benda menjadi kontributor premi terbesar di sektor asuransi umum Indonesia pada 2024, mencapai Rp30,3 triliun, meskipun sektor properti mengalami penurunan.

Jakarta, 5 Maret 2025 - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan bahwa asuransi harta benda menjadi lini usaha dengan kontribusi premi terbesar di sektor asuransi umum sepanjang tahun 2024. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua AAUI, Budi Herawan, dalam konferensi pers di Jakarta. Pertumbuhan ini terjadi meskipun sektor properti secara keseluruhan mengalami penurunan. Data yang dirilis AAUI menunjukkan bagaimana sektor asuransi ini tetap tangguh di tengah tantangan ekonomi.
Total premi yang dikumpulkan sektor asuransi umum pada tahun 2024 mencapai angka fantastis, yaitu Rp112,86 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan ini didorong oleh kinerja positif beberapa lini usaha, terutama asuransi harta benda yang menjadi primadona.
Lebih lanjut, Budi Herawan menjelaskan bahwa dominasi asuransi harta benda terlihat jelas dari raihan premi yang mencapai Rp30,3 triliun. Angka ini mewakili pertumbuhan yang signifikan sebesar 14,7 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini terjadi meskipun penjualan properti secara keseluruhan mengalami penurunan hingga 15 persen. Faktor pendorong utama pertumbuhan premi asuransi harta benda adalah pengembangan properti residensial dan tingginya permintaan sewa properti.
Asuransi Kredit dan Kendaraan Bermotor Juga Berkontribusi Signifikan
Selain asuransi harta benda, beberapa lini usaha lain juga memberikan kontribusi penting terhadap total premi asuransi umum. Asuransi kredit, misalnya, berhasil mengumpulkan premi sebesar Rp21,6 triliun, atau sekitar 19 persen dari total premi. Meskipun mengalami kontraksi sebesar -3,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, AAUI tetap optimistis terhadap pertumbuhan asuransi kredit di tahun 2025. Optimisme ini didasarkan pada proyeksi peningkatan penyaluran kredit konsumtif dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari pemerintah.
Sementara itu, asuransi kendaraan bermotor juga menunjukkan kinerja yang positif. Lini usaha ini berkontribusi sebesar 18 persen terhadap total premi, dengan total raihan premi mencapai Rp20,1 triliun. Pertumbuhannya tercatat sebesar 3,3 persen secara tahunan. Hal ini cukup mengejutkan mengingat produksi dan penjualan kendaraan roda empat mengalami penurunan. Namun, penjualan kendaraan roda dua, baik untuk pasar domestik maupun ekspor, tetap menunjukkan kinerja yang baik, sehingga mampu mendorong pertumbuhan premi asuransi kendaraan bermotor.
Meskipun penjualan kendaraan roda empat mengalami penurunan, penjualan kendaraan roda dua baik domestik maupun ekspor tetap tumbuh positif. Hal ini menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan premi asuransi kendaraan bermotor. AAUI optimistis bahwa tren positif ini akan berlanjut di tahun-tahun mendatang.
Pertumbuhan Positif di Tengah Tantangan
Secara keseluruhan, kinerja sektor asuransi umum pada tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang positif di tengah berbagai tantangan ekonomi. Dominasi asuransi harta benda sebagai penyumbang premi terbesar menunjukkan daya tahan sektor ini dan pentingnya perlindungan aset bagi masyarakat. Keberhasilan ini juga didukung oleh kontribusi signifikan dari asuransi kredit dan asuransi kendaraan bermotor. AAUI berharap tren positif ini akan berlanjut di tahun 2025, didorong oleh berbagai faktor positif seperti pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi.
Meskipun terdapat tantangan seperti penurunan penjualan properti dan kontraksi pada asuransi kredit, industri asuransi umum di Indonesia menunjukkan ketahanan dan kemampuan adaptasi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan premi secara keseluruhan dan kinerja positif beberapa lini usaha unggulan. Dengan dukungan pemerintah dan peningkatan kesadaran masyarakat, sektor asuransi umum di Indonesia diprediksi akan terus berkembang di masa mendatang.