Bakesbangpol Surabaya Raih Apresiasi Densus 88 Atas Pencegahan Radikalisme
Bakesbangpol Surabaya mendapat penghargaan dari Densus 88 atas kontribusi signifikan dalam mencegah radikalisme dan terorisme di Surabaya, melalui berbagai program sosialisasi dan pembinaan eks narapidana terorisme.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya menerima apresiasi dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror (AT) Polri atas keberhasilannya dalam mencegah intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Apresiasi ini diberikan atas kontribusi Bakesbangpol dalam program pencegahan di wilayah Satgaswil Jawa Timur. Kepala Bakesbangpol Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu, atau Yayuk, mengungkapkan bahwa pencegahan radikalisme merupakan tugas utama instansinya.
Berbagai strategi telah diterapkan Bakesbangpol untuk mencapai tujuan tersebut. Sosialisasi bahaya radikalisme telah dilakukan secara intensif di tingkat kecamatan dan perguruan tinggi di Surabaya. Uniknya, Bakesbangpol juga melibatkan eks narapidana terorisme (napiter) sebagai narasumber untuk memberikan pemahaman langsung dari pengalaman mereka. Hal ini dinilai efektif untuk memberikan gambaran nyata tentang dampak radikalisme.
Selain sosialisasi, Bakesbangpol juga memberikan perhatian khusus kepada eks napiter melalui program pemberdayaan ekonomi dan pendidikan. Kerjasama dengan berbagai instansi, seperti Disbudporapar Surabaya untuk beasiswa anak eks napiter berprestasi dan Baznas untuk bantuan permodalan, menunjukkan komitmen Bakesbangpol dalam membantu reintegrasi sosial para eks napiter.
Upaya Pembinaan Eks Napiter di Surabaya
Bakesbangpol Surabaya tidak hanya fokus pada pencegahan, tetapi juga pada pembinaan eks napiter. Bantuan kesehatan juga diberikan melalui koordinasi dengan BPJS dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya. Bahkan, dalam kasus tertentu, layanan kesehatan langsung diberikan ke rumah eks napiter yang mengalami kendala mobilitas, atas permintaan Densus 88 agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat. Hal ini menunjukkan kepedulian dan pendekatan humanis Bakesbangpol dalam menangani isu sensitif ini.
Program pembinaan eks napiter di Surabaya telah berjalan lama, namun intensitasnya meningkat sejak Yayuk menjabat Kepala Bakesbangpol pada 2022. Pemerintah pusat juga memberikan perhatian khusus, dengan mengikutsertakan eks napiter dalam upacara Hari Kemerdekaan. Saat ini, terdapat sekitar 23 eks napiter di Surabaya yang terus didampingi Bakesbangpol agar tidak kembali terpapar paham radikal.
Bantuan sosial, seperti sembako menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Kemerdekaan, juga diberikan kepada eks napiter. Kerjasama dengan perguruan tinggi seperti UINSA, ITS, Universitas Muhammadiyah, Universitas 17 Agustus, dan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya semakin memperkuat upaya pencegahan radikalisme di kalangan mahasiswa.
Kolaborasi dan Kesadaran Masyarakat
Yayuk menekankan bahwa pencegahan radikalisme membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Oleh karena itu, Bakesbangpol bekerja sama dengan BNPT dan Densus 88 AT. Dalam era digital saat ini, Yayuk juga mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menyaring informasi di media sosial, karena paham radikal dapat disebar melalui berbagai konten digital.
"Kami berharap masyarakat benar-benar bisa menyaring ketika mendapat informasi dari media sosial, atau media-media yang lain. Dan benar-benar bisa terbuka dengan pergaulan sehingga wawasannya itu semakin luas," kata Yayuk.
Kesimpulannya, apresiasi dari Densus 88 merupakan bukti nyata keberhasilan Bakesbangpol Surabaya dalam upaya pencegahan radikalisme. Komitmen, strategi terpadu, dan kolaborasi yang kuat menjadi kunci keberhasilan program ini. Ke depan, upaya peningkatan literasi digital dan kerjasama yang berkelanjutan akan semakin penting dalam menanggulangi ancaman radikalisme.