Balai Karantina Kesehatan Sorong Pantau Ketat Kesehatan Pemudik Lebaran 2025
Balai Karantina Kesehatan Kelas II Sorong siaga penuh mengawasi kesehatan pemudik Lebaran 2025 di Bandara Domine Eduard Osok dengan menggunakan thermal scanner dan posko kesehatan.

Balai Karantina Kesehatan Kelas II Sorong, Papua Barat Daya, meningkatkan kewaspadaan dalam mengawasi kesehatan para pemudik yang akan merayakan Lebaran 2025. Langkah ini dilakukan dengan pemasangan alat pengecekan suhu tubuh, thermal scanner, di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong. Pemasangan alat ini bertujuan untuk mendeteksi dini kemungkinan penyebaran penyakit menular dan memastikan keselamatan perjalanan para pemudik.
Kepala Balai Karantina Sorong, Agung Budijono, menjelaskan bahwa thermal scanner ditempatkan di pintu keberangkatan Bandara DEO Sorong. Alat ini akan secara otomatis memantau suhu tubuh setiap penumpang dan pengunjung yang memasuki terminal bandara. Sistem ini dirancang untuk memberikan peringatan jika suhu tubuh seseorang terdeteksi di atas 37,5 derajat Celcius, mengindikasikan kemungkinan adanya kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan.
Langkah antisipatif ini diambil untuk memastikan keamanan dan kesehatan seluruh penumpang pesawat. Dengan adanya pengawasan ketat ini, diharapkan perjalanan mudik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar tanpa hambatan kesehatan yang signifikan. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran penyakit menular di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat selama periode mudik.
Pemantauan Kesehatan di Bandara DEO Sorong
Sebagai bagian dari upaya pemantauan kesehatan yang komprehensif, Balai Karantina Kesehatan Sorong juga mendirikan posko kesehatan di area Bandara DEO Sorong. Posko ini beroperasi setiap hari dengan personel yang terdiri dari satu dokter, dua perawat, dan dua petugas pemantau thermal scanner. Tim ini bekerja sama untuk memastikan setiap penumpang mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang memadai sebelum melakukan perjalanan.
Penumpang yang terdeteksi memiliki suhu tubuh di atas batas normal akan menjalani pemeriksaan kesehatan lebih lanjut. Bagi penumpang dengan penyakit tidak menular, mereka masih diizinkan untuk berangkat setelah melalui pemeriksaan akhir oleh tim medis. Namun, jika tim medis menyatakan penumpang tersebut tidak layak terbang karena alasan kesehatan, maka keberangkatannya akan ditunda demi keselamatan bersama. "Apabila dalam pemeriksaan akhir oleh tim medis dinyatakan tidak layak terbang, kita tidak mengizinkan kepada yang bersangkutan untuk terbang. Ini berkaitan dengan keselamatan penumpang," ujar Agung Budijono.
Selain itu, untuk mengantisipasi keadaan darurat, Balai Karantina Kesehatan Sorong juga menyediakan satu unit mobil ambulans di area bandara. Ambulans ini siap sedia untuk memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi penumpang yang membutuhkan perawatan medis lebih lanjut ke rumah sakit terdekat. Keberadaan ambulans ini merupakan jaminan tambahan bagi keselamatan dan kesehatan para penumpang.
Kesigapan Antisipasi Lonjakan Pemudik
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Balai Karantina Kesehatan Sorong ini menunjukkan kesigapan dan komitmen dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya selama periode mudik Lebaran 2025. Dengan adanya pemantauan kesehatan yang ketat di Bandara DEO Sorong, diharapkan dapat meminimalisir risiko penyebaran penyakit menular dan memastikan perjalanan mudik yang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
Sistem pengawasan kesehatan yang terintegrasi ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari petugas karantina kesehatan, tim medis, hingga pihak bandara. Kerja sama yang solid antar instansi ini sangat penting untuk memastikan efektivitas dan kelancaran proses pemantauan kesehatan para pemudik. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam melindungi kesehatan warganya.
Dengan adanya fasilitas dan personel yang memadai, diharapkan proses skrining kesehatan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Sistem ini tidak hanya mendeteksi penyakit menular, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pemudik dalam melakukan perjalanan pulang kampung.
Upaya ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, khususnya selama masa mudik Lebaran. Dengan adanya pengawasan kesehatan yang ketat, diharapkan angka kejadian penyakit menular selama musim mudik dapat ditekan seminimal mungkin.
Balai Karantina Kesehatan Sorong terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Semoga langkah-langkah ini dapat berkontribusi pada kelancaran dan keamanan perjalanan mudik Lebaran 2025.