Banjir Bandang Isolasi Dua Desa di Bima, Sembilan Orang Hilang
Banjir bandang di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, telah mengisolasi Desa Woro dan Nanga Wera, menyebabkan sembilan orang hilang dan kerusakan infrastruktur yang signifikan.
Banjir bandang yang terjadi Minggu lalu di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah menyebabkan isolasi dua desa di Kecamatan Wera. Desa Woro dan Nanga Wera kini terputus aksesnya akibat bencana alam tersebut. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Bidang Peralatan dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda, Minggu malam.
Bencana ini telah menimbulkan dampak yang signifikan. Sembilan warga dilaporkan hilang; enam dari Desa Nanga Wera dan tiga dari Desa Woro. Korban hilang terdiri dari beragam usia dan latar belakang, termasuk seorang lansia, dua ibu muda dengan tiga anak, dan seorang ibu-ibu lainnya. Kondisi ini tentu menimbulkan keprihatinan dan upaya pencarian intensif.
Selain korban hilang, banjir juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Listrik dan jaringan internet terputus, empat rumah dan tiga kios hanyut terbawa arus. Kerugian materiil diperkirakan cukup besar, termasuk puluhan hand tractor yang ikut hanyut dan puluhan hektar lahan persawahan beserta tanaman padi yang baru ditanam. Sebuah bengkel juga dilaporkan hanyut terbawa derasnya aliran air.
Hujan deras yang masih berlangsung hingga saat ini meningkatkan kekhawatiran akan banjir susulan dan perluasan area terdampak. Tidak hanya Kecamatan Wera yang terdampak, tetapi juga Kecamatan Ambalawi yang berdekatan. BPBD Kabupaten Bima terus memantau situasi dan mengantisipasi potensi perluasan banjir.
Informasi awal mengenai bencana ini beredar luas di media sosial. Video yang beredar di Facebook dan WhatsApp memperlihatkan dengan jelas dahsyatnya banjir bandang di Desa Nanga Wera. Video tersebut menunjukkan jembatan utama desa terendam, terbawa puing-puing kayu dan bangunan, serta sebuah rumah kayu dan bengkel yang terhanyut arus.
Suara teriakan dan percakapan warga dalam video tersebut semakin menguatkan gambaran kepanikan dan situasi darurat yang terjadi saat banjir. Warga terlihat panik dan menyampaikan informasi adanya warga dan rumah yang terbawa banjir. Hal ini menggambarkan situasi yang mencekam dan membutuhkan respon cepat dari pihak terkait.
Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Upaya mitigasi dan sistem peringatan dini perlu ditingkatkan untuk meminimalisir dampak buruk kejadian serupa di masa mendatang. Semoga proses pencarian korban hilang dapat berjalan lancar dan para korban dapat segera ditemukan.