Banjir Bandang Bima: Enam Warga Masih Hilang
Banjir bandang dan tanah longsor di Bima, NTB, pada 2 Februari 2024 menyebabkan 6 warga masih hilang, sementara 2 lainnya ditemukan meninggal, dan ratusan warga mengungsi.
![Banjir Bandang Bima: Enam Warga Masih Hilang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220209.310-banjir-bandang-bima-enam-warga-masih-hilang-1.jpg)
Banjir bandang dan tanah longsor menerjang Kecamatan Wera dan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 2 Februari 2024 pukul 14.00 WITA. Hujan deras sejak pukul 07.30 WITA menyebabkan bencana ini, menghilangkan jejak enam warga hingga saat ini.
Korban Hilang dan Ditemukan
Delapan orang dilaporkan hilang akibat bencana tersebut. Hingga kini, dua orang telah ditemukan meninggal dunia, yaitu Burhan (40) tertimbun tanah longsor di Nunggi, dan Hermawati (40) terseret banjir bandang di Wora. Namun, enam warga lainnya masih belum ditemukan. Mereka adalah Ibrahim (80), Aisah (3), Ariani (35), Fahri (4), Algifari (4), dan Juliana (30), semuanya warga Nanga Wera.
Upaya Pencarian dan Bantuan
Tim gabungan dari berbagai instansi, termasuk Tagana, BPBD, TNI, Polri, Tim SAR, dan masyarakat setempat, masih terus melakukan pencarian terhadap enam warga yang hilang. Kepala Dinas Sosial NTB, Ahsanul Khalik, menyatakan bahwa pencarian masih berlangsung. Pemerintah Provinsi NTB juga telah mengirimkan bantuan logistik dan tim asesmen ke lokasi bencana. Bantuan tersebut meliputi kasur, selimut, peralatan dapur, makanan siap saji, dan tenda untuk 36 kepala keluarga (KK) di Nanga Wera.
Dampak Bencana
Selain korban jiwa dan hilang, banjir bandang juga menyebabkan 99 warga mengungsi di beberapa titik, di antaranya Masjid Al Mujahidin Nangawera dan beberapa rumah warga. Sebanyak 12 rumah warga dilaporkan hanyut terbawa arus banjir. Tagana Kabupaten Bima telah melakukan asesmen dan pemantauan, serta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membantu para pengungsi.
Distribusi Bantuan
Dinas Sosial NTB telah mengirimkan bantuan logistik, termasuk 40 kasur, 80 selimut, 40 family kit, 20 peralatan dapur, 40 kidware, tujuh tenda keluarga, 350 paket makanan siap saji, dan 40 paket makanan anak. Penyaluran beras akan ditentukan berdasarkan kebutuhan di lapangan. Untuk korban meninggal, pemerintah akan mengurus administrasi santunan dari Kementerian Sosial.
Kesimpulan
Banjir bandang di Bima telah mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat setempat. Upaya pencarian korban hilang masih terus dilakukan, sementara bantuan terus disalurkan kepada para pengungsi. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di daerah rawan bencana.