Banjir Bandang Bima: Pencarian 4 Korban Hilang Masih Berlanjut
Tim SAR gabungan masih mencari empat korban hilang dari banjir bandang di Bima, NTB, sementara satu jenazah ditemukan di perairan NTT, menambah jumlah korban meninggal menjadi empat orang.
![Banjir Bandang Bima: Pencarian 4 Korban Hilang Masih Berlanjut](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/220054.548-banjir-bandang-bima-pencarian-4-korban-hilang-masih-berlanjut-1.jpg)
Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu lalu telah mengakibatkan duka mendalam bagi masyarakat setempat. Hingga saat ini, tim gabungan SAR masih terus berupaya menemukan empat warga yang masih dinyatakan hilang.
Pencarian Korban Hilang
Muhammad Hariyadi, Kepala Kantor SAR Mataram, menyampaikan pada Jumat bahwa pencarian empat korban hilang masih terus dilakukan. Tim SAR telah melakukan pencarian secara menyeluruh di berbagai lokasi, termasuk sungai dan laut. Upaya maksimal dilakukan untuk menemukan keempat warga yang terseret arus banjir bandang akibat hujan deras tersebut.
Di tengah upaya pencarian yang intensif, sebuah penemuan mengejutkan terjadi. Pada Kamis pagi, tim SAR menemukan jenazah seorang perempuan tak dikenal di perairan Pantai Long Pink, Pulau Padar, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jenazah tersebut kemudian dievakuasi ke rumah sakit di Labuan Bajo untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Setelah dilakukan pemeriksaan sidik jari, korban berhasil diidentifikasi sebagai Juliani, seorang perempuan berusia 32 tahun warga Desa Nanga Wera, Bima. Hariyadi menjelaskan bahwa jenazah Juliani ditemukan sekitar 44 mil laut di sebelah barat laut lokasi kejadian banjir bandang. Jenazah Juliani kemudian dibawa ke Pelabuhan Oi Tui, Bima, pada Jumat pagi pukul 6.00 WITA dan diserahkan kepada pihak keluarga sekitar pukul 8.00 WITA.
Dampak Banjir dan Bantuan Pemerintah
Dengan ditemukannya jenazah Juliani, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang Bima menjadi empat orang. Sebelumnya, tiga korban telah ditemukan meninggal dunia, berdasarkan data BNPB pada Senin. Selain korban jiwa, banjir bandang juga berdampak pada sedikitnya 860 warga dari sekitar 305 keluarga, seperti yang diungkapkan oleh BNPB pada hari Selasa.
Pemerintah telah bergerak cepat memberikan bantuan kepada para korban terdampak. Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyatakan bahwa penyaluran bantuan berupa barang kebutuhan pokok, termasuk makanan, telah dimulai. Hal ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap warga yang tertimpa musibah.
Sebagai upaya penanggulangan bencana, pemerintah Kabupaten Bima juga telah memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi selama 14 hari, terhitung sejak 4 Februari 2025. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan dan memberikan rasa aman bagi masyarakat Bima.
Kesimpulan
Banjir bandang di Bima menjadi tragedi yang menyita perhatian banyak pihak. Pencarian korban hilang masih terus dilakukan dengan harapan dapat segera menemukan keempat warga yang masih dinyatakan hilang. Di samping itu, bantuan pemerintah terus disalurkan untuk meringankan beban para korban dan membantu proses pemulihan pasca-bencana. Semoga upaya pencarian korban hilang segera membuahkan hasil dan masyarakat Bima dapat segera pulih dari musibah ini.