Tim SAR Kerahkan Anjing Pelacak Cari Korban Banjir Bima
Banjir bandang di Desa Nanga Wera, Bima, NTB, telah menyebabkan hilangnya lima orang, dan tim SAR mengerahkan berbagai sumber daya, termasuk anjing pelacak, untuk mempercepat pencarian.
Banjir bandang yang menerjang Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2 Februari 2024 telah mengakibatkan hilangnya lima orang. Hingga hari keempat pencarian, tim SAR gabungan masih terus berupaya menemukan para korban yang terseret arus.
Upaya pencarian korban banjir Bima melibatkan berbagai sumber daya dan teknologi. Koordinator Pos SAR Bima, Muhammad Darwis, menyatakan bahwa pencarian saat ini dimaksimalkan dengan mengerahkan berbagai peralatan, termasuk perahu karet, alat berat, dan yang paling menonjol, anjing pelacak K-9.
Pencarian Maksimal dengan Teknologi dan Relawan
"Proses pencarian saat ini sudah menggunakan perahu karet, alat berat, dan bahkan anjing pelacak K-9," kata Darwis kepada ANTARA di lokasi bencana. Tim SAR menyadari pentingnya memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia untuk mempercepat proses pencarian dan meningkatkan peluang menemukan para korban.
Darwis menjelaskan bahwa fokus pencarian saat ini terpusat pada aliran sungai, daratan, dan wilayah pesisir laut Nanga Wera. Hal ini didasarkan pada analisis jalur yang mungkin dilalui oleh para korban yang terseret arus banjir.
Sumber daya yang dikerahkan dalam operasi pencarian ini cukup besar. Tercatat ada dua unit ekskavator, dua perahu karet, dan satu anjing pelacak K-9 yang dikerahkan. Selain itu, ratusan relawan juga turut serta membantu tim SAR dalam upaya pencarian ini. Kerja sama dan solidaritas masyarakat setempat sangat membantu mempercepat proses pencarian.
Korban Hilang dan yang Ditemukan
Lima orang masih dinyatakan hilang hingga saat ini. Mereka adalah Juliani beserta anaknya yang berusia delapan bulan, Suryani bersama anaknya yang berusia tiga tahun, dan mertua Suryani yang berusia 65 tahun. Identitas para korban telah dikonfirmasi oleh pihak berwenang dan keluarga.
Meskipun pencarian masih berlangsung, terdapat kabar duka lainnya. Tiga orang korban telah ditemukan dan dimakamkan di desa masing-masing. Satu orang meninggal akibat tertimbun longsor, sementara dua lainnya menjadi korban terjangan arus banjir. Proses pemakaman dilakukan dengan khidmat dan melibatkan keluarga serta masyarakat setempat.
Tantangan dan Keselamatan Tim
Pencarian korban sempat dihentikan sementara untuk memastikan keselamatan tim SAR. Kondisi medan yang sulit dan masih berpotensi bahaya memaksa tim untuk ditarik ke posko utama di Desa Nanga Wera untuk beristirahat dan melakukan evaluasi. Keselamatan tim SAR merupakan prioritas utama dalam operasi pencarian ini.
"Semoga pergerakan, pencarian, dan ikhtiar bersama kita hari ini mendapatkan hasil," harap Darwis. Doa dan harapan dari seluruh pihak untuk menemukan para korban yang masih hilang terus mengalir. Upaya pencarian akan terus berlanjut hingga semua korban ditemukan.
Kesimpulan
Banjir bandang di Bima telah menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat setempat. Upaya pencarian korban yang melibatkan berbagai pihak dan teknologi terus dilakukan. Semoga para korban yang masih hilang segera ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan dapat menemukan ketenangan.