Pencarian Korban Banjir Bandang Bima Dihentikan, Empat Warga Masih Hilang
Tim SAR gabungan menghentikan pencarian empat korban banjir bandang di Bima setelah 10 hari operasi, meskipun delapan orang lainnya telah ditemukan, empat meninggal dan empat lainnya masih hilang.
![Pencarian Korban Banjir Bandang Bima Dihentikan, Empat Warga Masih Hilang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/000037.353-pencarian-korban-banjir-bandang-bima-dihentikan-empat-warga-masih-hilang-1.jpg)
Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Wera dan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu, 2 Februari 2024, telah meninggalkan duka mendalam. Setelah 10 hari melakukan pencarian, Tim SAR gabungan resmi menghentikan operasi pencarian empat korban yang masih hilang pada Selasa sore, 11 Februari 2024. Meskipun operasi SAR telah maksimal dilakukan, empat warga Dusun Karuwu, Desa Nangawera, yaitu Haikal (5), One (10 bulan), Aryani (32), dan Ibrahim Sandu (80), masih belum ditemukan.
Upaya Pencarian Maksimal Tim SAR
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Mataram, Saidar Rahmanjaya, menjelaskan bahwa pencarian telah dilakukan secara intensif di berbagai titik. "Kami telah memperpanjang pencarian hingga tiga hari, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan korban," ungkap Saidar. Tim SAR gabungan telah menyisir sungai, pantai, hingga laut, namun luasnya area pencarian dan kondisi cuaca yang kurang mendukung menjadi kendala utama.
Tim SAR gabungan terdiri dari berbagai unsur, termasuk Pos SAR Bima, TNI, Polri, BPBD Bima, Polair Kota Bima, PMI, Tagana, TSBK Kota Bima, Potensi 204 Bima, Mapala, komunitas pendaki gunung, relawan, aparatur desa, masyarakat setempat, dan pihak terkait lainnya. Mereka telah bekerja keras selama 10 hari untuk menemukan para korban yang hilang.
Korban Meninggal dan Pengungsi
Selain empat korban yang masih hilang, banjir bandang tersebut telah menyebabkan empat orang meninggal dunia. Korban meninggal dunia adalah Hermawati (40) asal Desa Wora, Aisah (5) dan Juliani (32) dari Desa Nangawera, serta Burhan (50) warga Desa Nunggi. Bencana ini juga mengakibatkan 99 jiwa warga mengungsi dan 12 rumah hanyut terbawa arus.
Kronologi Banjir Bandang
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Tagana Kabupaten Bima, banjir bandang dan tanah longsor terjadi pada pukul 14.00 WITA akibat tingginya curah hujan sejak pukul 07.30 WITA. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam menyebabkan sungai meluap dan mengakibatkan bencana yang memilukan ini.
Kesimpulan
Meskipun operasi pencarian telah dihentikan, duka cita mendalam masih dirasakan oleh keluarga korban dan masyarakat Bima. Kehilangan empat warga Desa Nangawera menjadi catatan penting dalam penanganan bencana alam di masa mendatang. Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di daerah rawan bencana seperti Kabupaten Bima. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk meningkatkan sistem peringatan dini dan mitigasi bencana.