Banjir Banjarmasin: Gotong Royong Bersihkan Sungai, Warga Pemurus Dalam Pulih
Banjir di Pemurus Dalam, Banjarmasin mulai surut setelah warga dan pemerintah setempat bergotong royong membersihkan sungai yang tersumbat, mengurangi dampak banjir terhadap 300 KK.

Banjir yang melanda Pemurus Dalam, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, perlahan surut berkat kerja sama warga dan pemerintah. Lurah Pemurus Dalam, Shelleya Dessesta, mengungkapkan bahwa genangan air yang sempat tinggi di beberapa wilayah kini mulai berkurang setelah dilakukan upaya pembersihan sungai secara masif.
Gotong Royong Bersihkan Sungai
Penanganan banjir melibatkan berbagai elemen masyarakat. Lurah Shelleya menjelaskan, pembersihan sungai dilakukan melalui gotong royong besar-besaran yang melibatkan LPMK, RW, RT, Babinsa, Babinkamtibmas, Karang Taruna, warga, Dinas PUPR, dan Balai Sungai. Upaya kolektif ini difokuskan di sepanjang Sungai Pemurus, terutama di bawah jembatan Banjar Indah dan sekitar SD Pemda 5 dan 6. Keberhasilan upaya ini terlihat dari lancarnya aliran sungai setelah sebelumnya hampir tertutup tumbuhan besar.
Dampak Banjir dan Upaya Penanganan
Berdasarkan informasi dari RT setempat, ketinggian air telah menurun di sebagian besar wilayah. Sekitar 300 kepala keluarga (KK) terdampak banjir, dengan wilayah terparah di Jalan Setia, Sepakat, dan Beruntung, di mana air bahkan sempat masuk ke dalam rumah. Jalan Beruntung Jaya dan Dharma Wangsa yang sempat ditutup untuk kendaraan roda empat kini telah kembali dapat diakses. Selain rumah warga, banjir juga berdampak pada beberapa sekolah dan fasilitas umum, menyebabkan pembelajaran daring diterapkan sementara waktu.
Posko Kesehatan dan Pengungsian Mandiri
Pemerintah setempat juga mendirikan posko kesehatan untuk membantu warga yang mengalami gatal-gatal akibat banjir. Banyak warga yang memanfaatkan layanan kesehatan ini. Sementara itu, sebagian warga memilih mengungsi ke rumah sanak saudara. Kondisi ini menunjukkan kepedulian dan kerja sama yang solid dalam menghadapi bencana.
Langkah Antisipasi Ke Depan
Lurah Shelleya menekankan pentingnya pemeliharaan sungai dan gorong-gorong secara berkelanjutan untuk mencegah banjir di masa mendatang. Kerusakan jalan pascabanjir juga menjadi perhatian serius. Meskipun warga telah berupaya menutup lubang jalan, perbaikan yang lebih komprehensif diperlukan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Beliau berharap dukungan penuh dari SKPD terkait dalam penanganan pascabanjir ini.