Banjir Grobogan Lumpuhkan Jalur Kereta Api Semarang-Surabaya
Banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang di Grobogan, Jawa Tengah, tidak hanya merendam rumah dan jalan, tetapi juga jalur kereta api Semarang-Surabaya, bahkan menyebabkan kerusakan rel dan mengungsi puluhan warga.
Banjir besar menerjang puluhan desa di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada 21 Januari 2024. Bencana ini dipicu jebolnya tanggul Sungai Tuntang, mengakibatkan genangan air yang signifikan, bahkan sampai merendam jalur kereta api Semarang-Surabaya. Kejadian ini memaksa warga untuk mengungsi dan menimbulkan gangguan transportasi yang cukup serius.
Menurut Masrikan, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Grobogan, jalur kereta api bukan hanya tergenang, melainkan berubah menjadi aliran sungai akibat derasnya air. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan mengancam keselamatan perjalanan kereta api.
Kerusakan infrastruktur juga terjadi. Aliran air yang deras menggerus dasar rel kereta api di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug. Akibatnya, jalur kereta api tersebut untuk sementara tidak bisa dilalui kereta api. Perbaikan pun terhambat karena derasnya air.
Tidak hanya jalur kereta api, akses jalan utama juga terdampak. Jalan Godong-Grobogan dan Purwodadi-Semarang tergenang banjir, sehingga lumpuh total dan tidak bisa dilalui kendaraan. Warga diimbau untuk mencari tempat aman dan menghindari perjalanan di jalur tersebut.
Banjir ini memaksa sejumlah warga mengungsi. Sekitar 50 warga Perumahan Permata Hijau di Desa Kalongan, Kecamatan Purwodadi, terpaksa mengungsi ke GOR Desa Raji. Jumlah pengungsi diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan meluasnya dampak banjir.
PT KAI langsung bergerak cepat dengan menerjunkan petugas sejak Senin malam, 20 Januari 2024, untuk memperbaiki landasan rel yang rusak. Namun, upaya perbaikan terkendala derasnya air Sungai Tuntang hingga Selasa pagi. Perbaikan jalur kereta api masih terus diupayakan.
Bencana banjir di Grobogan ini menjadi pengingat penting akan pentingnya pengelolaan sumber daya air dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Kerusakan infrastruktur dan dampak sosial ekonomi akibat banjir ini cukup besar dan membutuhkan penanganan yang cepat dan terpadu dari berbagai pihak.