Banjir Kalteng: Gubernur Agustiar Sabran Kirim Bantuan 75 Ton Beras untuk Warga Terdampak di DAS Barito
Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, mengirimkan bantuan darurat berupa 75 ton beras dan bantuan lainnya untuk meringankan beban 90 ribu warga yang terdampak banjir di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito.

Banjir yang melanda Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito di Kalimantan Tengah (Kalteng) telah mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran, bergerak cepat dengan mengirimkan bantuan darurat untuk meringankan beban warga yang terdampak. Bantuan tersebut berupa sembako dan dukungan kesehatan, dikirimkan secara bertahap ke sejumlah kabupaten yang terdampak, yaitu Murung Raya, Barito Utara, Barito Timur, dan Barito Selatan. Peristiwa ini terjadi pada Minggu, 27 April, di wilayah DAS Barito, Kalimantan Tengah.
Langkah cepat ini diambil sebagai respon atas bencana yang telah menyebabkan dampak luas terhadap kurang lebih 90 ribu warga. Bantuan yang dikirimkan meliputi 75 ton beras dan berbagai kebutuhan pokok lainnya. Selain bantuan sembako, pemerintah Kalteng juga mengirimkan tim kesehatan untuk memberikan pelayanan medis kepada warga yang membutuhkan. Penanganan bencana ini dilakukan secara bertahap, dengan pengiriman bantuan sembako sebanyak 18 ton telah sampai ke lokasi terdampak, 16 ton dalam perjalanan, dan sisanya akan menyusul.
Gubernur Agustiar Sabran menekankan bahwa bantuan ini merupakan langkah jangka pendek. "Ini sebagai langkah jangka pendeknya, kami kirimkan kurang lebih 75 ton beras serta lainnya. Selain itu kami juga kirimkan tim kesehatan ke wilayah Barito ini," ungkap Agustiar di Palangka Raya. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa penanganan jangka menengah dan panjang akan dibahas bersama pemerintah kabupaten dan kota terkait. Beberapa opsi yang dipertimbangkan meliputi relokasi dengan pola transmigrasi lokal dan usulan proyek strategis nasional berupa pembangunan bendungan.
Penanganan Bencana Banjir di DAS Barito: Bantuan dan Solusi Jangka Panjang
Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa sembako. Tim Tagana telah membuka dapur umum untuk memastikan ketersediaan makanan bagi warga terdampak. Selain itu, Tim dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagperin) juga telah dikerahkan untuk membantu pendistribusian bantuan dan pemulihan ekonomi. Perbaikan infrastruktur, khususnya jalan, juga menjadi fokus penanganan pascabanjir. Di Desa Pararapak, Kabupaten Barito Selatan, perbaikan jalan telah dilakukan secara manual dan dengan bantuan alat berat, dan dilaporkan kini telah fungsional.
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah, Leonard S. Ampung, menjelaskan bahwa total warga yang terdampak banjir di wilayah DAS Barito mencapai kurang lebih 90 ribu jiwa. Angka ini menunjukkan besarnya dampak bencana yang terjadi. Pemerintah daerah berkomitmen untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan dan memastikan keselamatan warga terdampak.
Selain bantuan sembako, berbagai upaya lain dilakukan untuk membantu warga terdampak. Pembukaan dapur umum oleh Tagana dan pengerahan tim dari Disdagperin menunjukkan komitmen pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar warga. Perbaikan infrastruktur jalan yang dilakukan di beberapa titik juga menunjukkan upaya untuk memulihkan aksesibilitas dan konektivitas wilayah yang terdampak.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyadari bahwa penanganan banjir di DAS Barito membutuhkan solusi jangka panjang. Oleh karena itu, berbagai opsi sedang dipertimbangkan, termasuk relokasi dan pembangunan bendungan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang.
Opsi Jangka Panjang Penanganan Banjir DAS Barito
- Relokasi dengan pola transmigrasi lokal
- Usulan proyek strategis nasional pembangunan bendungan
Semoga dengan bantuan yang telah diberikan dan berbagai upaya yang dilakukan, masyarakat yang terdampak banjir di DAS Barito dapat segera pulih dan kembali menjalani kehidupan normal. Pemerintah daerah terus berkomitmen untuk memberikan dukungan dan pendampingan kepada warga yang membutuhkan.
Perbaikan infrastruktur dan solusi jangka panjang yang sedang dikaji diharapkan dapat mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam.