Banjir Siak: 50 Warga Mengungsi, Dinsos Dirikan Tenda dan Dapur Umum
Hujan deras di Siak, Riau menyebabkan banjir dan memaksa 50 warga dari 15 KK di Kampung Dosan mengungsi; Dinsos dan BPBD mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum.

Banjir di Kabupaten Siak, Riau, memaksa puluhan warga mengungsi. Akibat hujan deras sejak Selasa (28/1), sedikitnya 50 jiwa dari 15 kepala keluarga di Kampung Dosan, Kecamatan Pusako, terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Respon Cepat Pemerintah Daerah
Dinas Sosial (Dinsos) Siak dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siak bergerak cepat dengan mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum untuk para pengungsi. Kepala Dinsos Siak, Wan Idris, menyatakan bahwa bantuan ini merupakan langkah awal untuk meringankan beban warga terdampak. "Kami sudah mendirikan dapur umum beserta bahan pangan dari Baznas. BPBD juga mendirikan tenda untuk tempat tinggal sementara," kata Wan Idris, Kamis (30/1).
Dapur umum tersebut akan menyediakan makanan bagi warga selama berada di pengungsian. Selain itu, Baznas Siak juga memberikan bantuan bahan pokok. Dinsos Siak berencana mendistribusikan sembako seperti beras, tepung, telur, dan minyak goreng dalam waktu dekat. "Bersama dinas terkait, kami terus memantau kondisi warga terdampak banjir," tambah Wan Idris.
Kondisi Banjir di Kampung Dosan
Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Kampung Dosan, Abuzar, melaporkan bahwa genangan air mencapai ketinggian lutut orang dewasa. Banjir terparah terjadi di RT 05 dan 06, termasuk Simpang Obor di Jalan Lintas Provinsi arah Tanjung Buton. Genangan air juga merendam pemukiman dan kebun warga.
Abuzar menjelaskan bahwa banjir disebabkan oleh pendangkalan kanal dan penyumbatan gorong-gorong yang pecah, sehingga air tidak mengalir lancar. "Di simpang Pol Airud ada gorong-gorong yang pecah, sehingga air tak lancar mengalir ke kanal besar," ujarnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan, genangan air sepanjang kurang lebih 2 kilometer di Simpang Obor mencapai ketinggian 60 sentimeter, sehingga menyulitkan kendaraan kecil untuk melintas.
Upaya Penanganan Ke Depan
Kejadian ini menyoroti pentingnya upaya pencegahan banjir di masa mendatang. Perbaikan infrastruktur, seperti normalisasi kanal dan perbaikan gorong-gorong, serta pengelolaan lingkungan yang baik, menjadi hal krusial untuk mengurangi risiko banjir di wilayah tersebut. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera melakukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini dan mencegah kejadian serupa terulang.