Banyumas Dukung Swasembada Pangan: Gerakan Tanam Padi Serentak dan Tantangan Petani Milenial
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, gencar mendukung swasembada pangan melalui Gerakan Menanam Padi Serentak, namun kekurangan petani muda menjadi tantangan utama.

Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bersama Presiden Prabowo Subianto, menggelar Gerakan Menanam Padi Serentak pada Rabu, 23 April 2024, sebagai upaya mendukung swasembada pangan nasional. Wakil Bupati Banyumas, Dwi Asih Lintarti, menanam padi varietas Mentik Susu di lahan seluas 4.900 meter persegi di Desa Tambaksari, Kecamatan Kembaran. Gerakan ini diharapkan dapat memotivasi petani dan menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.
Gerakan ini dinilai penting karena jumlah petani di Banyumas terus berkurang, sehingga sulit mendapatkan tenaga kerja untuk mengolah lahan. Wakil Bupati menekankan pentingnya regenerasi petani, terutama dengan adanya harga gabah yang tinggi dan kepastian pasar. "Ini gerakan yang bagus untuk memotivasi petani yang ada di Banyumas khususnya dan Indonesia pada umumnya," ujar Wakil Bupati Dwi Asih Lintarti. Ia berharap program ini dapat menarik minat generasi muda untuk menjadi petani milenial.
Tantangan utama yang dihadapi adalah minimnya tenaga kerja pertanian. Hal ini diakui oleh Wakil Bupati dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan-KP) Kabupaten Banyumas, Jaka Budi Santosa. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah daerah berupaya melakukan mekanisasi pertanian dan mengembangkan smart farming.
Mekanisasi Pertanian dan Smart Farming: Solusi untuk Kekurangan Tenaga Kerja
Kepala Dinpertan-KP Kabupaten Banyumas, Jaka Budi Santosa, menjelaskan bahwa pihaknya berupaya mengatasi kekurangan tenaga kerja dengan menerapkan mekanisasi pertanian. Penggunaan alat dan mesin pertanian seperti transplanter dan combine harvester diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Selain itu, pengembangan smart farming atau pertanian pintar dengan komoditas berekonomi tinggi juga menjadi fokus pemerintah daerah.
Mekanisasi pertanian ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia, terutama untuk pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga seperti menanam dan memanen padi. Dengan demikian, diharapkan dapat menarik minat generasi muda yang lebih terbiasa dengan teknologi untuk berkecimpung di bidang pertanian.
Penerapan smart farming juga diyakini dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Dengan pemanfaatan teknologi, petani dapat memonitor kondisi tanaman, mengoptimalkan penggunaan pupuk dan air, serta memprediksi hasil panen dengan lebih akurat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan daya saing produk pertanian Banyumas.
Target Luas Tambah Tanam dan Percepatan Tanam di Sawah Tadah Hujan
Kementerian Pertanian menargetkan luas tambah tanam (LTT) di Kabupaten Banyumas pada tahun 2025 mencapai 75.731 hektare. Sampai 23 April 2024, realisasi LTT telah mencapai 6.362 hektare dari target 12.935 hektare untuk bulan April. Target LTT bulan Mei sekitar 10.000 hektare. Luas tanam pada musim tanam kedua tahun 2024-2025 (April-September) diprediksi sekitar 30.000 hektare.
Meskipun pada akhir April masih ada sekitar 2.000-3.000 hektare tanaman padi yang memasuki masa panen, petani diimbau untuk segera mengolah lahan untuk percepatan tanam, terutama di lahan sawah tadah hujan. Di Banyumas terdapat sekitar 6.000 hektare sawah tadah hujan, dan diharapkan kondisi cuaca yang masih hujan dapat mendukung percepatan tanam.
Pemerintah Kabupaten Banyumas optimistis dapat mencapai target LTT dengan berbagai upaya yang dilakukan, termasuk gerakan tanam serentak dan dukungan mekanisasi pertanian. Namun, tantangan utama tetap pada regenerasi petani dan ketersediaan tenaga kerja yang memadai.
Gerakan tanam padi serentak ini menjadi langkah strategis dalam upaya mencapai swasembada pangan di Banyumas. Namun keberhasilannya sangat bergantung pada kesuksesan dalam menarik minat generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam sektor pertanian dan mengatasi tantangan kekurangan tenaga kerja yang semakin mendesak.