Bapas Kendari Bimbing 62 Anak Berhadapan Hukum Sepanjang 2024
Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Kendari telah membimbing 62 anak yang berhadapan dengan hukum di Sulawesi Tenggara sepanjang tahun 2024, dengan beragam jenis bimbingan seperti pembebasan bersyarat dan pelatihan kerja.

Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), telah memberikan bimbingan kepada 62 anak yang berhadapan dengan hukum sepanjang tahun 2024. Data ini menunjukkan komitmen Bapas dalam merangkul anak-anak yang bermasalah dengan hukum dan membimbing mereka menuju masa depan yang lebih baik.
Sebanyak 28 anak berasal dari Kota Kendari, menjadi jumlah terbanyak. Kabupaten Konawe Selatan dan Konawe masing-masing menyumbang 11 anak. Kemudian, Kolaka delapan anak, Kolaka Utara dua anak, serta Bombana dan Muna masing-masing satu anak. Penyebaran klien anak ini menunjukan tantangan yang luas dalam menangani masalah anak berhadapan dengan hukum di Sultra.
Beragam jenis bimbingan telah diberikan Bapas Kendari, termasuk pembebasan bersyarat (PB), cuti bersyarat (CB), pelatihan kerja (PK), dan pembinaan di luar lembaga (PL). Rinciannya, 12 anak mengikuti bimbingan PB, 14 anak mengikuti CB, 35 anak mengikuti PK, dan satu anak mengikuti bimbingan PL. Program-program ini dirancang untuk memberikan dukungan komprehensif bagi anak-anak tersebut.
Kepala Bapas Kelas II Kendari, R. Teja Iskandar, menjelaskan bahwa sebagian anak masih aktif dalam program bimbingan. "Masih ada 32 anak yang masih aktif bimbingan dengan masing-masing PK mereka dan 30 anak sudah berakhir bimbingannya," ujar Teja. Hal ini menunjukkan adanya proses pendampingan yang berkelanjutan bagi anak-anak tersebut.
Bimbingan yang diberikan Bapas Kendari mencakup berbagai aspek, bertujuan untuk membekali anak-anak dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di masyarakat. Pelatihan kerja misalnya, difokuskan untuk meningkatkan kemampuan anak agar siap bekerja dan mandiri di kemudian hari.
Pihak Bapas berharap bimbingan ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi anak-anak tersebut. "Apa yang mereka jalani pada masa lalu harus menjadi pelajaran berharga. Kami ingin mereka tumbuh menjadi generasi yang membanggakan,” kata Teja Iskandar. Harapan ini menunjukkan komitmen Bapas untuk tidak hanya memberikan hukuman, tetapi juga memberikan kesempatan kedua bagi anak-anak yang berhadapan dengan hukum.
Keberhasilan program ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk kerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Evaluasi berkala dan adaptasi terhadap kebutuhan anak juga penting untuk memastikan efektivitas program bimbingan ini. Ke depannya, Bapas Kendari diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas dan jangkauan program bimbingannya untuk membantu lebih banyak anak yang membutuhkan.