Bapas Baubau Gandeng 19 PK untuk Pendampingan Klien Hukum
Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Baubau bermitra dengan 19 Pembimbing Kemasyarakatan (PK) untuk memberikan pendampingan dan bimbingan kepada 384 klien yang telah menjalani hukuman, fokus pada kemandirian dan kepribadian untuk mencegah tindak pidana b

Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Baubau, Sulawesi Tenggara, mengambil langkah proaktif dalam mendukung reintegrasi sosial narapidana. Dalam upaya ini, Bapas Baubau resmi menggandeng 19 Pembimbing Kemasyarakatan (PK) untuk memberikan pendampingan intensif kepada klien yang telah menjalani masa hukuman. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS).
Pendampingan Holistik untuk Klien Pemasyarakatan
Kepala Bapas Kelas II Baubau, Sri Maryani, menjelaskan pentingnya peran PK dalam proses pembinaan klien. "Pendampingan oleh PK sangat krusial," kata Sri Maryani, "tujuannya untuk membimbing mereka memperbaiki diri dan mencegah pengulangan tindak pidana." Bapas Baubau memberikan dua jenis bimbingan utama: pembimbingan kemandirian dan pembimbingan kepribadian. Program ini dirancang untuk membekali klien dengan keterampilan hidup yang penting untuk keberhasilan reintegrasi mereka ke masyarakat.
Kerja sama ini melibatkan berbagai instansi terkait. "Pendampingan klien melibatkan berbagai pihak," ujar Sri Maryani. "Misalnya, Badan Narkotika Nasional Kota Baubau (BNNK) untuk klien dengan kasus narkoba, Kementerian Agama untuk bimbingan keagamaan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk pendampingan hukum, serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Baubau untuk pelatihan keterampilan, khususnya di bidang pertanian dan UMKM."
Keterlibatan Instansi Pemerintah dan Program Ketahanan Pangan
Keterlibatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Baubau sejalan dengan program pemerintah pusat dalam rangka ketahanan pangan nasional. Para klien diajarkan keterampilan bercocok tanam dan budidaya perikanan. "Klien pemasyarakatan kami ajak untuk berkebun dan membudidayakan ikan air tawar," jelas Sri Maryani. "Saat ini, mereka sudah berhasil membudidayakan sayuran dan ikan." Inisiatif ini tidak hanya memberikan keterampilan ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan lokal.
Bimbingan Berkelanjutan dan Data Klien
Pendampingan yang diberikan kepada klien berlangsung hingga masa pidana berakhir. Namun, Bapas Baubau juga menyediakan layanan bimbingan lanjutan bagi klien yang membutuhkan dukungan tambahan. Pada tahun 2024, Bapas Baubau menangani 384 klien dewasa. Jumlah ini terdiri dari 363 klien yang menerima pembebasan bersyarat dan 21 klien yang menerima cuti bersyarat. Terjadi penurunan jumlah klien dibandingkan tahun 2023, yang disebabkan oleh berakhirnya program asimilasi COVID-19.
"Klien asimilasi COVID-19 sudah bebas murni," ungkap Sri Maryani. "Dan hingga 2025, tidak ada lagi kewajiban lapor. Oleh karena itu, terjadi penurunan jumlah klien dewasa di tahun 2024 dibandingkan tahun 2023." Penurunan ini menunjukkan efektivitas program pembinaan dan reintegrasi yang dilakukan Bapas Baubau.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan program bimbingan kepribadian dan kemandirian yang komprehensif, Bapas Baubau berharap para klien dapat kembali berintegrasi ke masyarakat dengan sukses dan menghindari pengulangan tindak pidana. Kerja sama yang erat dengan berbagai instansi terkait menjadi kunci keberhasilan program ini. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Bapas Baubau dalam mendukung reintegrasi sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih aman dan produktif.