33 Napi Lapas Semarang Dikirim ke Nusakambangan untuk Garap Lahan, Wujudkan Ketahanan Pangan
Sebanyak 33 warga binaan pemasyarakatan Lapas Semarang dikirim ke Lapas Terbuka Nusakambangan untuk menggarap lahan pertanian dan perkebunan guna mendukung program ketahanan pangan nasional.

Sebanyak 33 warga binaan pemasyarakatan (WBP) dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Semarang telah dikirim ke Lapas Terbuka Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Keberangkatan mereka pada Jumat, 7 Juli 2023, bertujuan untuk menggarap lahan pertanian dan perkebunan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri.
Kepala Lapas Semarang, Mardi Santoso, menjelaskan bahwa pengiriman 33 napi tersebut telah dilakukan sesuai prosedur standar operasional. Proses keberangkatan diawali dengan pemeriksaan kesehatan, badan, dan barang bawaan para napi untuk memastikan keamanan dan kelancaran proses pemindahan. Pengawalan ketat dari kepolisian juga dilakukan selama perjalanan menuju Nusakambangan.
Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi para napi dan ketahanan pangan Indonesia. Dengan memberikan kesempatan kepada para WBP untuk belajar bertani, berkebun, dan berternak, diharapkan mereka dapat memperoleh keterampilan baru yang bermanfaat setelah menjalani masa hukuman. Selain itu, hasil pertanian dan perkebunan yang dihasilkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan di wilayah sekitar Lapas Terbuka Nusakambangan.
Pemindahan Napi untuk Program Ketahanan Pangan
Kepala Lapas Semarang, Mardi Santoso, menekankan bahwa pemindahan 33 napi ini merupakan bagian penting dari program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah. "Sebelum berangkat dilakukan pemeriksaan kesehatan, badan, hingga barang bawaan," kata Mardi Santoso. Ia juga menambahkan bahwa para napi akan mendapatkan perhatian dan fasilitas yang baik selama berada di Lapas Terbuka Nusakambangan.
Para napi yang dipindahkan akan dilatih untuk mengelola lahan pertanian dan perkebunan yang telah disiapkan di Lapas Terbuka Nusakambangan. Mereka akan belajar berbagai teknik pertanian, perkebunan, dan peternakan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, baik bagi para napi maupun bagi ketahanan pangan nasional.
Mardi Santoso juga menyampaikan pesan motivasi kepada para napi sebelum keberangkatan mereka. "Teman-teman nanti akan belajar menjadi laki-laki. Syukuri apapun yang terjadi," ujarnya. Pesan ini diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi bagi para napi untuk menjalani program pelatihan dengan sungguh-sungguh.
Fasilitas dan Pelatihan di Lapas Terbuka Nusakambangan
Lapas Terbuka Nusakambangan telah menyiapkan lahan pertanian dan perkebunan yang akan dikelola oleh para napi dari Lapas Semarang. Para napi akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari petugas Lapas Terbuka Nusakambangan yang berpengalaman di bidang pertanian dan perkebunan. Fasilitas yang memadai juga telah disiapkan untuk menunjang kegiatan pertanian dan perkebunan tersebut.
Selain pelatihan di bidang pertanian dan perkebunan, para napi juga akan mendapatkan pelatihan di bidang peternakan. Hal ini bertujuan untuk memberikan keterampilan yang lebih beragam kepada para napi sehingga mereka memiliki lebih banyak pilihan mata pencaharian setelah menjalani masa hukuman. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat membantu para napi untuk kembali berintegrasi ke masyarakat setelah bebas.
Program ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan di wilayah sekitar Lapas Terbuka Nusakambangan. Hasil pertanian dan perkebunan yang dihasilkan oleh para napi dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan di wilayah tersebut, sekaligus memberikan kontribusi bagi perekonomian lokal.
Dengan adanya program ini, diharapkan para napi dapat memperoleh keterampilan baru yang bermanfaat, berkontribusi positif bagi ketahanan pangan nasional, dan memiliki kesempatan untuk kembali berintegrasi ke masyarakat setelah menjalani masa hukuman. Program ini merupakan contoh nyata dari upaya pemerintah dalam merehabilitasi para napi dan memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki diri.