Lapas Pohuwato Panen Raya: Hasil Pertanian Warga Binaan untuk Masyarakat
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pohuwato membagikan hasil panen sayuran dari program kemandirian warga binaan kepada masyarakat sekitar, sebagai bentuk kontribusi terhadap ketahanan pangan lokal dan pembinaan keterampilan.

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pohuwato di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, berhasil memanen sayuran hasil program kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Pada Selasa, 18 Februari 2024, hasil panen berupa kangkung, terung, kacang panjang, mentimun, dan selada dibagikan kepada masyarakat sekitar lapas. Ini merupakan langkah inovatif yang menunjukkan peran Lapas tidak hanya sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai kontributor aktif bagi kesejahteraan masyarakat.
Program Kemandirian Warga Binaan
Kepala Lapas Pohuwato, Tristiantoro Adi Wibowo, menjelaskan bahwa program pertanian ini bertujuan untuk lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan pangan warga binaan. "Kami ingin hasil panen ini tidak hanya bermanfaat bagi warga binaan, tetapi juga dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Ini juga sebagai bentuk kontribusi lapas dalam mendukung ketahanan pangan di lingkungan sekitar," ujar Adi Wibowo. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Lapas Pohuwato dalam membangun sinergi positif dengan komunitas lokal.
Adi Wibowo juga berharap program ini berkelanjutan dan memberikan manfaat yang semakin luas. Ia menekankan pentingnya peran Lapas Pohuwato tidak hanya sebagai lembaga pemasyarakatan, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang aktif berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan lingkungan sekitar. Dengan demikian, program ini menjadi contoh nyata integrasi sosial yang efektif.
Pembinaan Keterampilan dan Kepedulian Sosial
Kepala Subseksi Kegiatan Kerja Lapas Pohuwato, Fery Utiarahman, menjelaskan lebih lanjut tentang program pembinaan kemandirian pertanian ini. Menurutnya, pertanian merupakan bagian integral dari program pembinaan yang bertujuan untuk membekali warga binaan dengan keterampilan bercocok tanam. "Melalui kegiatan ini warga binaan mendapatkan keterampilan bercocok tanam yang dapat mereka manfaatkan setelah bebas nanti," ucapnya. Keterampilan ini diharapkan dapat membantu warga binaan untuk mendapatkan penghidupan yang layak setelah menjalani masa pidana.
Fery juga menekankan aspek kepedulian sosial dari program ini. Pembagian hasil panen kepada masyarakat sekitar merupakan wujud nyata sinergi antara Lapas dan lingkungan sekitar. "Program ini merupakan bentuk kepedulian dan sinergi antara lapas dengan lingkungan sekitar sebagai wujud kepedulian sosial," jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen Lapas Pohuwato untuk membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
Jenis Tanaman dan Pengembangan Ke Depan
Beberapa jenis sayuran menjadi prioritas utama dalam program pertanian Lapas Pohuwato. Kangkung, kacang panjang, kacang hijau, terung, mentimun, dan tomat menjadi fokus utama pengembangan pertanian di dalam lapas. Pemilihan jenis tanaman ini kemungkinan besar didasarkan pada kemudahan penanaman, perawatan, dan permintaan pasar lokal. Keberhasilan program ini membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut, misalnya dengan diversifikasi jenis tanaman atau peningkatan skala produksi.
Keberhasilan program kemandirian pertanian di Lapas Pohuwato ini patut diapresiasi. Program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi warga binaan dalam bentuk keterampilan dan penghasilan, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi, program ini menjadi contoh nyata bagaimana lembaga pemasyarakatan dapat berperan aktif dalam pembangunan masyarakat dan integrasi sosial warga binaan setelah menjalani masa pidananya.
Ke depan, diharapkan program ini dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan, baik dari segi jenis dan jumlah tanaman yang dibudidayakan maupun dari segi pemasaran hasil panen. Kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat, dapat memperkuat keberlanjutan dan dampak positif program ini bagi warga binaan dan masyarakat sekitar.