Lapas Martapura Sukses Panen Ikan, Bekali Warga Binaan Keterampilan Pertanian
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Martapura, OKU Timur, Sumatera Selatan sukses panen ikan lele hasil budidaya warga binaan, sebagai bagian dari program pelatihan keterampilan dan pemenuhan kebutuhan pangan.
![Lapas Martapura Sukses Panen Ikan, Bekali Warga Binaan Keterampilan Pertanian](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191627.633-lapas-martapura-sukses-panen-ikan-bekali-warga-binaan-keterampilan-pertanian-1.jpg)
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan berhasil memanen ikan air tawar hasil budidaya warga binaan. Panen raya ini menandai keberhasilan program pelatihan keterampilan yang dijalankan di dalam lapas. Kegiatan panen yang berlangsung pada Selasa, 11 Februari 2024, menghasilkan puluhan kilogram ikan lele segar siap konsumsi.
Program Pemberdayaan Warga Binaan
Kepala Lapas Kelas IIB Martapura, Edi Saputra, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini. "Hari ini kami memanen ikan lele yang dibudidayakan sejak tahun 2024," ujarnya. Budidaya ikan air tawar ini dilakukan warga binaan di lahan pertanian Sarana Asimilasi Edukasi (SAE) yang terletak di belakang area Lapas Martapura. Lahan yang sebelumnya terbengkalai kini telah disulap menjadi area produktif.
Kasubsi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIB Martapura, Dicki Novriandi, menjelaskan lebih detail mengenai program ini. Ia menekankan bahwa program ini bukan hanya sekadar budidaya ikan, tetapi juga bagian integral dari pelatihan keterampilan bagi warga binaan. Program ini bertujuan untuk membekali warga binaan dengan keahlian yang bermanfaat setelah menjalani masa pidana. Mereka dilatih untuk mengelola lahan pertanian dan perikanan secara efektif dan efisien.
Beragam Jenis Ikan dan Sayuran
Lapas Martapura saat ini memiliki delapan kolam terpal yang digunakan untuk membudidayakan ribuan ikan air tawar. Jenis ikan yang dibudidayakan cukup beragam, termasuk lele, gurami, patin, nila, dan mujair. Selain ikan, warga binaan juga berhasil memanen sayur kangkung dan terong. Hasil panen ikan lele pada panen kali ini mencapai 20 kilogram.
Hasil panen tersebut memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan warga binaan. "Hasil panen langsung didistribusikan ke dapur lapas," kata Dicki Novriandi. Ini menunjukkan komitmen Lapas Martapura dalam menciptakan kemandirian pangan di dalam lingkungan lapas.
Pelatihan Keterampilan yang Bermanfaat
Program budidaya perikanan ini merupakan bagian dari upaya Lapas Martapura dalam mengembangkan program pelatihan yang produktif, inovatif, dan bermanfaat bagi warga binaan. Melalui program ini, diharapkan warga binaan dapat memperoleh keterampilan yang berguna untuk kehidupan setelah menjalani masa hukuman. Mereka tidak hanya mendapatkan penghasilan tambahan, tetapi juga wawasan baru tentang pertanian dan perikanan yang dapat diterapkan di masa depan.
Program ini juga memberikan dampak positif bagi lingkungan lapas. Lahan yang sebelumnya tidak termanfaatkan kini menjadi area produktif yang menghasilkan bahan pangan. Ini juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup warga binaan, baik dari segi ekonomi maupun keterampilan. Keberhasilan Lapas Martapura ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi lapas lain dalam mengembangkan program pembinaan yang berorientasi pada pemberdayaan warga binaan.
Harapan Ke Depan
Keberhasilan panen ikan ini menunjukkan bahwa program pelatihan yang dijalankan Lapas Martapura efektif dalam memberdayakan warga binaan. Dengan memberikan keterampilan yang bermanfaat, lapas tidak hanya menjalankan fungsi pembinaan, tetapi juga membantu warga binaan untuk memiliki masa depan yang lebih baik setelah menjalani masa hukuman. Program ini juga menjadi contoh nyata bagaimana sistem pemasyarakatan dapat berperan aktif dalam pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Ke depan, diharapkan program ini akan terus dikembangkan dan ditingkatkan. Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen akan menjadi target utama. Selain itu, diversifikasi jenis komoditas yang dibudidayakan juga perlu dipertimbangkan untuk memberikan variasi keterampilan dan penghasilan bagi warga binaan. Dengan demikian, program ini akan semakin efektif dalam mempersiapkan warga binaan untuk kembali berintegrasi ke masyarakat.