Rutan Lubuk Sikaping Panen Ikan Nila Bioflok: Wujud Ketahanan Pangan dan Pembinaan Warga Binaan
Rutan Lubuk Sikaping sukses panen ikan nila bioflok hasil budidaya warga binaan, mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan narapidana.

Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, berhasil memanen ikan nila bioflok hasil budidaya warga binaan pemasyarakatan (WBP). Panen perdana ini dilaksanakan pada Minggu, 18 Mei 2024, sebagai bagian dari program ketahanan pangan dan pemberdayaan WBP.
Kepala Rutan Kelas IIB Lubuk Sikaping, Resman Hanafi, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen Rutan dalam membina WBP melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Para WBP dibimbing langsung oleh kepala sub seksi pelayanan tahanan dan petugas rutan lainnya dalam proses budidaya ikan nila ini. Kegiatan ini selaras dengan arahan Presiden dan Menteri Hukum dan HAM.
Sistem budidaya bioflok dipilih karena efisiensi lahan dan perawatannya. Hasil panen ikan nila yang berkualitas baik ini sebagian dijual kepada pegawai dan masyarakat sekitar, sementara sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi WBP di dapur rutan. Program ini diharapkan dapat memberikan keterampilan berharga bagi WBP untuk masa depan mereka setelah menjalani masa tahanan.
Panen Perdana Ikan Nila Bioflok di Rutan Lubuk Sikaping
Proses budidaya ikan nila bioflok di Rutan Lubuk Sikaping telah berlangsung selama kurang lebih empat bulan. Dengan perawatan intensif sejak pembenihan, ikan nila yang dipanen dalam kondisi sehat dan berkualitas tinggi. "Kegiatan ini dilakukan oleh warga binaan dengan pendampingan langsung dari kepala sub seksi pelayanan tahanan, beserta petugas," ujar Resman Hanafi.
Panen pertama menghasilkan sekitar 50 kilogram ikan nila. "Hari ini kami lakukan panen, setelah melewati masa budidaya sekitar empat bulan. Sebagian hasil panen dijual kepada pegawai dan masyarakat sekitar. Sementara sisanya dimanfaatkan sebagai stok bahan makanan di dapur rutan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para WBP," tambah Resman.
Rencananya, akan ada panen tahap berikutnya pada pekan depan. Meskipun lahan yang tersedia di rutan terbatas, hasil panen dinilai cukup memuaskan dan menjanjikan keberlanjutan program ini.
Pembinaan WBP dan Ketahanan Pangan
Program budidaya ikan nila bioflok ini sejalan dengan program Astacita Presiden Republik Indonesia dan program akselerasi Menteri Hukum dan HAM. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan pemberdayaan narapidana.
Resman Hanafi berharap kegiatan ini tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan, tetapi juga memberikan pelatihan keterampilan berharga bagi WBP. Keterampilan ini diharapkan dapat membantu mereka untuk mandiri dan produktif setelah bebas dari masa tahanan.
"Dengan sistem bioflok dan perawatan intensif sejak masa pembenihan, ikan nila yang di panen berada dalam kondisi sehat dan berkualitas. Tadi kami hitung hasil panen ikan nila ini ada sekitar 50 kilogram untuk tahap pertama. Masih tersisa untuk tahap berikutnya yang direncanakan panen pada pekan depan. Hasilnya cukup lumayan, dengan lahan terbatas yang ada di lapas ini," jelas Resman.
Ia menambahkan bahwa ke depan, kegiatan serupa akan terus dikembangkan sebagai wujud nyata Rutan Lubuk Sikaping dalam membina kemandirian WBP secara produktif.
Manfaat Budidaya Ikan Nila Bioflok
- Mendukung program ketahanan pangan nasional.
- Memberikan pelatihan keterampilan kepada WBP.
- Meningkatkan kemandirian dan produktivitas WBP.
- Memberikan tambahan penghasilan bagi Rutan Lubuk Sikaping.
- Menyediakan sumber protein tambahan bagi WBP.
Program budidaya ikan nila bioflok di Rutan Lubuk Sikaping merupakan contoh nyata bagaimana pembinaan WBP dapat diintegrasikan dengan program ketahanan pangan. Semoga program ini dapat menjadi inspirasi bagi lapas dan rutan lain di Indonesia.