Ditjenpas Kalbar Panen Ikan Patin: WBP Rutan Bengkayang Raih Kemandirian dan Ketahanan Pangan
Kepala Kanwil Ditjenpas Kalbar dan Kalapas Bengkayang panen ikan patin hasil budidaya warga binaan Rutan Bengkayang, bukti nyata pembinaan kemandirian dan kontribusi nyata pada ketahanan pangan.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat (Kanwil Kemenkumham Kalbar), Teguh Wibowo, bersama Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Bengkayang, Keynes, berhasil memanen ikan patin hasil budidaya warga binaan permasyarakatan (WBP). Kegiatan panen raya yang berlangsung di Bengkayang, Rabu (12/3), menghasilkan 20 kilogram ikan patin. Panen ini bukan sekadar pencapaian produksi, melainkan bukti nyata program pembinaan kemandirian dan kontribusi pada ketahanan pangan nasional.
"Budi daya ikan air tawar jenis patin merupakan salah satu pembinaan kemandirian bagi warga binaan," jelas Teguh Wibowo. Ia menambahkan bahwa program ini sejalan dengan upaya mewujudkan ketahanan pangan dan pembinaan mandiri di lingkungan pemasyarakatan. Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan pangan di dalam Rutan, budidaya ikan patin juga memberikan keterampilan berharga bagi para WBP yang kelak dapat menjadi bekal kehidupan setelah mereka kembali ke masyarakat.
Program budidaya ikan patin ini memberikan harapan baru bagi para WBP. Dengan memiliki keterampilan dalam budidaya perikanan, mereka memiliki peluang untuk mandiri secara ekonomi setelah menjalani masa pidana. Hal ini sejalan dengan komitmen Ditjenpas Kalbar dalam mendukung ketahanan pangan melalui pemberdayaan keterampilan warga binaan.
Pembinaan Kemandirian dan Ketahanan Pangan
Kepala Kanwil Ditjenpas Kalbar menekankan pentingnya program ini sebagai langkah nyata menuju rehabilitasi para WBP. Keterampilan yang diperoleh selama menjalani pembinaan, termasuk budidaya ikan patin, akan menjadi bekal berharga ketika mereka kembali ke masyarakat. Dengan ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan, para WBP memiliki peluang besar untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan mandiri.
Teguh Wibowo berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh nyata komitmen pemasyarakatan di Kalbar dalam mendukung ketahanan pangan. Pembinaan keterampilan warga binaan merupakan bagian integral dari upaya tersebut. Program ini tidak hanya memastikan ketersediaan pangan di dalam Rutan, tetapi juga memberikan bekal keterampilan yang berkelanjutan bagi para WBP.
Kepala Rutan Kelas IIB Bengkayang, Keynes, menambahkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan 13 program akselerasi yang dicanangkan oleh Menteri Hukum dan HAM, yaitu memberdayakan WBP untuk berkontribusi dalam ketahanan pangan. Pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan program ketahanan pangan di lingkungan pemasyarakatan agar dampaknya semakin luas.
Ekspansi Program dan Dampak Ekonomi
Ke depan, Rutan Bengkayang tidak hanya akan fokus pada budidaya ikan patin, tetapi juga akan memperluas program ke berbagai komoditas lainnya. Hal ini menunjukkan komitmen untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang ada demi meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan para WBP. Keynes menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan program ini.
Hasil panen ikan patin ini diharapkan memberikan dampak ekonomi tidak hanya bagi para WBP, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan pangan di dalam Rutan, tetapi juga memiliki potensi untuk menciptakan peluang ekonomi baru bagi para WBP dan masyarakat sekitar setelah mereka bebas.
Dengan demikian, program budidaya ikan patin di Rutan Kelas IIB Bengkayang menjadi contoh sukses bagaimana pembinaan di lembaga pemasyarakatan dapat diintegrasikan dengan upaya peningkatan ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi bagi para warga binaan. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia.
Program ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan kesempatan kedua bagi para WBP untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat setelah mereka menyelesaikan masa pidananya. Keterampilan yang didapat selama menjalani pembinaan menjadi kunci keberhasilan mereka dalam beradaptasi dan kembali ke kehidupan masyarakat.