Basarnas Manfaatkan Potensi Masyarakat sebagai Cadangan Operasi SAR
Kepala Basarnas, Mohamad Syafi’i, menekankan pentingnya peran masyarakat terlatih sebagai kekuatan cadangan dalam operasi SAR di Indonesia, mengingat keterbatasan personel Basarnas.

JAKARTA, 6 Mei 2024 - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Mohamad Syafi’i, mengungkapkan pentingnya peran masyarakat terlatih sebagai kekuatan cadangan dalam mendukung Operasi Pencarian dan Pertolongan (SAR) di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa (6/5).
Beliau menjelaskan bahwa pelatihan yang diberikan oleh instruktur Basarnas kepada masyarakat dan berbagai organisasi telah berhasil memperluas jaringan SAR di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah personel Basarnas yang terbatas menjadi tantangan utama dalam menghadapi luasnya wilayah Indonesia. Oleh karena itu, memanfaatkan potensi SAR masyarakat menjadi sangat krusial.
"Walaupun jumlah personel kami baru sekitar 4.000 dan ditargetkan bertambah menjadi 6.500, itu tetap belum cukup untuk menghadapi tantangan wilayah seluas Indonesia. Maka dari itu potensi SAR masyarakat sangat penting," ungkap Kepala Basarnas Mohamad Syafi’i.
Kekuatan Cadangan SAR dari Masyarakat
Dengan 45 kantor SAR yang tersebar di Indonesia, rata-rata setiap kantor mencakup empat kabupaten dengan hanya sekitar 100 personel. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya keterlibatan masyarakat dan lembaga swasta untuk meningkatkan efisiensi operasi SAR. Pelibatan masyarakat tidak hanya membantu dalam operasi pencarian dan penyelamatan, tetapi juga dalam upaya edukasi dan kesiapsiagaan bencana.
Basarnas telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan swasta, seperti Astra, untuk mendukung kesiapsiagaan dan penanganan bencana. Kerja sama ini memanfaatkan fasilitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk memperkuat kapasitas SAR nasional.
"Kami memberdayakan masyarakat tidak hanya untuk tampil saat bencana, tapi juga memberi edukasi yang bisa menyelamatkan diri sendiri dan lingkungan saat menghadapi ancaman," jelas Kepala Basarnas.
Membangun Komunitas Tangguh Bencana
Pendekatan pemberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk membentuk komunitas tangguh bencana. Komunitas ini diharapkan mampu memberikan respons awal yang cepat dan efektif sebelum bantuan resmi dari Basarnas tiba di lokasi bencana. Kemampuan masyarakat dalam merespon bencana secara cepat dan tepat akan sangat membantu meminimalisir dampak kerugian.
Keberhasilan program ini bergantung pada dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Kepala Basarnas berharap agar pemberdayaan potensi SAR masyarakat terus didukung sebagai bagian integral dari strategi nasional pengurangan risiko bencana. Hal ini akan meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan Indonesia dalam menghadapi berbagai bencana.
Dengan pelatihan yang memadai, masyarakat tidak hanya menjadi kekuatan cadangan, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana di lingkungan masing-masing. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen Basarnas dalam memanfaatkan seluruh potensi yang ada untuk meningkatkan efektifitas operasi SAR di Indonesia. Dengan melibatkan masyarakat, Basarnas berharap dapat memberikan respons yang lebih cepat dan menyeluruh dalam menghadapi berbagai kejadian bencana.
Kesimpulan
Pemanfaatan potensi masyarakat sebagai kekuatan cadangan SAR merupakan langkah strategis Basarnas dalam menghadapi tantangan luasnya wilayah Indonesia dan keterbatasan personel. Kerja sama dengan sektor swasta dan program edukasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan strategi ini dalam membangun kesiapsiagaan bencana nasional.