BGN Edukasi Siswa Kelola Sampah Lewat Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Badan Gizi Nasional (BGN) mengedukasi siswa sekolah dasar untuk mengelola sampah dengan menggunakan kantong guna ulang dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama Ramadhan 2025, guna mengurangi limbah makanan.

Badan Gizi Nasional (BGN) meluncurkan program edukasi pengelolaan sampah bagi siswa sekolah dasar yang berpartisipasi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama bulan Ramadhan 2025. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi limbah makanan dan mendorong kebiasaan hidup bersih di kalangan anak-anak. Program ini dijalankan di seluruh Indonesia, melibatkan ratusan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan jutaan penerima manfaat.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa program ini menggunakan sistem penukaran kantong guna ulang. Siswa akan membawa pulang makanan MBG dalam kantong tersebut, dan keesokan harinya, kantong yang sama akan digunakan untuk menerima makanan baru. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir penggunaan kantong plastik sekali pakai dan mengurangi sampah makanan.
Selain edukasi pengelolaan sampah, BGN juga memastikan kualitas dan keamanan makanan yang diberikan. Menu MBG dirancang dengan bahan-bahan yang tahan lama, seperti susu, telur, buah, kurma, dan kue kering fortifikasi, untuk memastikan makanan tetap layak konsumsi saat berbuka puasa. Sayuran yang tahan hingga 12 jam juga akan dipilih, disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan bahan baku di setiap daerah.
Menu MBG dan Pengawasan
BGN telah menetapkan standar ketat dalam pemilihan bahan makanan untuk MBG. "Misalnya susu, telur, buah, kurma, kemudian kue kering fortifikasi. Kami hari ini juga sudah mencoba sayuran-sayuran yang bisa tahan 12 jam, nanti disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing dan tergantung bahan baku yang ada, dan kami harus pilih bahan-bahan yang memang tahan lama," jelas Dadan Hindayana. Setiap bulan, dilakukan pengecekan bahan-bahan di setiap SPPG untuk memastikan kelayakan MBG.
Untuk meningkatkan transparansi dan pengawasan, BGN meminta setiap SPPG untuk mengunggah menu MBG harian ke media sosial. "Kami meminta kepada seluruh SPPG membuat media sosial, baik Instagram, Facebook, maupun yang lainnya, agar semua yang dimasak pada hari itu diunggah ke media sosial sebagai bagian dari pengawasan bersama," tambah Dadan. Langkah ini bertujuan agar masyarakat dapat turut memantau kualitas dan pelaksanaan program MBG.
Sistem pengawasan ini juga melibatkan ahli gizi yang bertugas di setiap SPPG. "Itu biasanya akan ada laporan dari lokasi masing-masing, dan ada ahli gizi di tiap SPPG. Perlu diketahui juga, bahwa dari pengalaman kami yang sudah hampir 14 bulan, setiap bulan bahan kami cek," ucap Dadan, menekankan komitmen BGN terhadap kualitas dan keamanan makanan MBG.
Jangkauan Program MBG
Saat ini, program MBG telah menjangkau lebih dari 2,05 juta penerima manfaat melalui 726 SPPG yang tersebar di seluruh Indonesia. BGN juga tengah memverifikasi sekitar 300 penerima tambahan, sehingga dalam waktu dekat, program ini diperkirakan akan melayani lebih dari 3 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Ekspansi program ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan akses terhadap makanan bergizi bagi anak-anak Indonesia.
Dengan menggabungkan edukasi pengelolaan sampah dan pengawasan ketat terhadap kualitas makanan, program MBG diharapkan tidak hanya memberikan manfaat gizi bagi siswa, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan dan pengelolaan lingkungan sejak usia dini. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana program pemerintah dapat mengintegrasikan berbagai aspek pembangunan berkelanjutan, termasuk gizi, lingkungan, dan pendidikan.
Program ini juga menunjukkan komitmen BGN dalam memastikan keberlanjutan program MBG. Dengan pemantauan yang ketat dan transparansi yang tinggi, diharapkan program ini dapat terus berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi generasi muda Indonesia.