BI Catat NPI Tetap Baik, Dukung Ketahanan Ekonomi Eksternal Indonesia
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengumumkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap positif dan menopang kekuatan ekonomi eksternal Indonesia, ditandai surplus perdagangan dan aliran modal asing yang membaik.

Jakarta, 19 Maret 2025 - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan kabar positif mengenai kondisi ekonomi Indonesia. Dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Maret 2025 di Jakarta, Rabu, ia menyatakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap menunjukkan kinerja yang baik dan secara signifikan mendukung ketahanan ekonomi eksternal negara.
Ketahanan eksternal ini terlihat dari surplus neraca perdagangan yang berlanjut hingga Februari 2025. Surplus tersebut mencapai 3,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS), menyusul surplus 3,5 miliar dolar AS pada Januari 2025. Kondisi ini menunjukkan kinerja ekspor Indonesia yang tetap kuat dan mampu mengatasi tantangan global.
Lebih lanjut, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa aliran modal asing ke instrumen keuangan domestik juga mengalami peningkatan pada Maret 2025. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia yang tetap positif dan menjanjikan.
Aliran Modal Asing dan Investasi Portofolio
Data yang dipaparkan menunjukkan aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada Maret 2025 (hingga 17 Maret 2025) tercatat positif. Net inflows masing-masing mencapai 0,2 miliar dolar AS dan 0,1 miliar dolar AS. Kondisi ini didorong oleh imbal hasil investasi yang menarik dan prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik.
Meskipun demikian, aliran modal ke saham pada periode yang sama mencatat net outflows sebesar 0,3 miliar dolar AS. Penurunan ini sejalan dengan tren yang terjadi di pasar saham regional. Namun, secara keseluruhan, investasi portofolio sejak awal tahun hingga 17 Maret 2025 mencatat net inflows sebesar 0,8 miliar dolar AS, didorong oleh arus masuk modal ke SBN dan SRBI.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat fluktuasi di pasar saham, kepercayaan investor asing terhadap instrumen investasi pemerintah Indonesia tetap tinggi.
Cadangan Devisa dan Defisit NPI
Perry Warjiyo juga menyampaikan kabar baik mengenai posisi cadangan devisa Indonesia. Pada akhir Februari 2025, cadangan devisa tercatat sebesar 154,5 miliar dolar AS. Angka ini setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi ini jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor, menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia yang kuat.
BI memproyeksikan defisit NPI pada tahun 2025 tetap terjaga dalam kondisi sehat. Hal ini didorong oleh surplus transaksi modal dan finansial yang berkelanjutan, didukung oleh imbal hasil investasi yang menarik dan defisit transaksi berjalan yang terkendali dalam kisaran 0,5 persen hingga 1,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Secara keseluruhan, data yang disampaikan Gubernur BI menunjukkan kondisi ekonomi makro Indonesia yang tetap stabil dan resilien. Ketahanan eksternal yang kuat ini menjadi modal penting bagi Indonesia untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang dinamis.
"Dengan perkembangan ini, kita optimis perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh positif dan stabil," ujar Perry Warjiyo.