BKKBN Aceh Dirikan 50 Sekolah Lansia untuk Cegah Demensia
BKKBN Aceh telah mendirikan 50 sekolah lansia di 23 kabupaten/kota untuk mencegah demensia pada lansia melalui edukasi kesehatan, kemandirian, dan kegiatan sosial.

Banda Aceh, 11 Maret 2024 - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh telah meluncurkan sebuah inisiatif inovatif dalam upaya mencegah demensia pada lansia: pendirian 50 sekolah lansia yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh. Program ini bertujuan untuk memberikan stimulus mental dan sosial bagi para lansia, mencegah penurunan kognitif, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kepala BKKBN Aceh, Safrina Salim, menjelaskan bahwa sekolah lansia ini dirancang untuk memberikan edukasi dan pelatihan berkelanjutan kepada para lansia. Hal ini penting untuk mencegah kemunduran kognitif yang dapat berujung pada demensia. "Lansia ini kalau terlalu lama terkurung di rumah tanpa diberi edukasi dan penyuluhan, maka pertumbuhan otaknya akan menciut sehingga terjadi pikun. Karenanya perlu terus diberi stimulus," ujar Safrina dalam keterangan pers di Banda Aceh.
Program sekolah lansia ini tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga mencakup aspek kesehatan, kemandirian, dan partisipasi sosial. Para lansia diajak untuk aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang merangsang pikiran dan tubuh mereka, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan mereka untuk tetap mandiri.
Mencegah Demensia melalui Aktivitas dan Edukasi
Sekolah lansia di Aceh memberikan berbagai pelatihan dan edukasi kepada para peserta. Materi pembelajaran meliputi berbagai aspek penting, seperti pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, pengelolaan keuangan pribadi, hingga keterampilan sosial. Tujuannya adalah untuk menjaga agar para lansia tetap aktif, sehat, dan berdaya.
Salah satu harapan dari program ini adalah agar para lansia dapat tetap menjalankan aktivitas sehari-hari secara mandiri. "Harapannya lansia kita itu nanti masih bisa berkegiatan, seperti di Jepang, masih bisa bawa mobil sendiri, bisa mengerjakan pekerjaan ringan, dan bisa mengurusnya dirinya sendiri, sehingga keluarga nantinya hanya mengontrol saja," ungkap Safrina Salim.
Metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah lansia ini dirancang agar menarik dan mudah dipahami oleh para lansia. Para pengajar menggunakan metode yang interaktif dan menyenangkan, sehingga para lansia dapat belajar dengan nyaman dan efektif.
Wisuda Lansia dan Pengembangan Program
Pada tahun 2024, BKKBN Aceh telah berhasil mewisuda sebanyak 875 lansia yang telah menyelesaikan program pembelajaran di sekolah lansia. Para lansia ini telah mengikuti pembelajaran selama tiga bulan, dengan total 12 kali pertemuan. Mereka menerima sertifikat kelulusan sebagai tanda pengakuan atas partisipasi dan pencapaian mereka.
Upacara wisuda ini diselenggarakan dengan meriah, dengan para lansia mengenakan toga. Lokasi wisuda pun beragam, mulai dari kampus, pendopo, hingga kantor gubernur. Hal ini menunjukkan apresiasi tinggi terhadap kontribusi para lansia dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Program sekolah lansia ini terus berkembang dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Beberapa kabupaten di Aceh bahkan telah menginstruksikan agar setiap desa memiliki program sekolah lansia. "Beberapa waktu lalu, beberapa penjabat bupati di Aceh menginstruksikan semua desa harus membuat sekolah lansia," tambah Safrina.
Kesimpulan
Inisiatif BKKBN Aceh dalam mendirikan sekolah lansia merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan demensia pada lansia di Aceh. Program ini tidak hanya memberikan edukasi dan pelatihan, tetapi juga mendorong partisipasi aktif lansia dalam masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian mereka. Dengan dukungan dan pengembangan berkelanjutan, program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan para lansia di Aceh.