BKKBN Aceh Targetkan 38.004 Anak Asuh untuk Tekan Stunting di 2025
BKKBN Aceh memasang target ambisius dengan program Genting, berupaya menekan angka stunting melalui 38.004 anak asuh pada 2025, memanfaatkan donasi masyarakat.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh menetapkan target yang cukup tinggi dalam upaya menekan angka stunting di provinsi tersebut. Sasarannya adalah 38.004 anak asuh yang akan tercakup dalam program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) pada tahun 2025. Program ini dijalankan melalui kerjasama dan donasi dari masyarakat, bukan dari dana pemerintah.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, menjelaskan bahwa program Genting merupakan inisiatif Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) yang bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting. Masyarakat, baik individu, lembaga, maupun komunitas, diajak untuk berperan aktif sebagai Orang Tua Asuh (OTA) dengan memberikan dukungan dana untuk pemenuhan gizi anak-anak yang berisiko stunting. Hal ini menekankan pentingnya gotong royong dalam mengatasi masalah stunting di Aceh.
Dana yang disumbangkan oleh OTA dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk penyediaan makanan bergizi siap saji, pembangunan jamban dan rumah layak huni, serta pembangunan sumur bor. BKKBN Aceh sendiri telah melibatkan sekitar 800 ASN sebagai OTA, berkomitmen untuk menyisihkan sebagian gaji mereka setiap bulan selama enam bulan untuk membantu keluarga yang membutuhkan.
Target Genting di Aceh Tahun 2025
Target anak asuh dalam program Genting di Aceh tahun 2025 tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Kota Sabang menargetkan 263 anak, Kota Banda Aceh 781 anak, Aceh Besar 2.610 anak, dan seterusnya hingga ke Aceh Singkil yang menargetkan 805 anak. Rincian target untuk setiap kabupaten/kota telah ditetapkan berdasarkan data dan analisis BKKBN Aceh.
Pembagian target ini menunjukkan komitmen BKKBN Aceh untuk menjangkau seluruh wilayah dan memastikan bahwa anak-anak yang membutuhkan bantuan gizi mendapatkan dukungan yang memadai. Strategi ini diharapkan dapat secara efektif mengurangi angka stunting di Aceh secara merata.
Program ini juga melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Baitul Mal yang telah membantu dalam pembangunan 500 jamban tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan multi-sektoral sangat penting dalam mengatasi masalah stunting yang kompleks.
Penurunan Angka Stunting di Aceh
Meskipun angka prevalensi stunting di Aceh menunjukkan tren penurunan, dari 31,2 persen pada tahun 2022 menjadi 29,4 persen pada tahun 2023, masih terdapat beberapa kabupaten/kota yang angka stuntingnya di atas rata-rata provinsi. Aceh Selatan, misalnya, masih memiliki angka prevalensi stunting yang cukup tinggi, yaitu 40,2 persen.
Data ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan stunting masih perlu ditingkatkan di beberapa wilayah. Program Genting diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini, dengan melibatkan peran aktif masyarakat dalam memberikan dukungan kepada keluarga yang membutuhkan.
BKKBN Aceh juga menekankan pentingnya perbaikan sanitasi dan akses air bersih dalam upaya pencegahan stunting. Pembangunan jamban dan sumur bor merupakan bagian penting dari program Genting untuk memastikan lingkungan yang sehat bagi anak-anak.
Kesimpulan
Program Genting merupakan strategi penting BKKBN Aceh dalam percepatan penurunan angka stunting. Dengan target 38.004 anak asuh pada tahun 2025 dan partisipasi aktif masyarakat sebagai Orang Tua Asuh, diharapkan angka stunting di Aceh dapat ditekan secara signifikan. Komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga, dan masyarakat, sangat krusial untuk keberhasilan program ini.