BKKBN NTB Luncurkan Gerakan 'Genting' Perangi Stunting, Sasar Indonesia Emas 2045
BKKBN NTB meluncurkan gerakan 'Genting' untuk menurunkan angka stunting di NTB yang masih mencapai 12,53 persen dan mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.

Mataram, 19 Maret 2024 - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi meluncurkan gerakan "Genting" (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut. Gerakan ini diumumkan Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Lalu Makripuddin, saat bertemu Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin. Sasaran utama Genting adalah menurunkan angka stunting yang masih cukup tinggi di NTB dan berkontribusi pada terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Makripuddin menjelaskan bahwa Genting melibatkan pengusaha lokal sebagai orang tua asuh bagi anak-anak stunting di sekitar wilayah usaha mereka. Harapannya, keterlibatan sektor swasta ini akan memberikan dampak signifikan dalam percepatan penurunan angka stunting. "Kami tetap berupaya untuk menurunkan stunting," tegas Makripuddin, menekankan komitmen BKKBN dalam mengatasi masalah ini.
Angka stunting di NTB, berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) pada November 2024, masih berada di angka 12,53 persen. Meskipun terdapat peningkatan persentase entri data (91,46 persen), jumlah anak penderita stunting masih cukup besar, yaitu sebanyak 49.872 anak.
Percepatan Penanganan Stunting di NTB
Pemerintah Daerah Lombok Timur, melalui Bupati Haerul Warisin, menyatakan komitmen penuh dalam mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka stunting. Salah satu strategi yang akan dijalankan adalah mempercepat pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). "Mempercepat pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) menjadi salah satu cara yang akan dilakukan untuk menurunkan stunting," kata Haerul Warisin.
Kepala Dinas Kesehatan NTB, Lalu Hamzi Fikri, sebelumnya telah menyatakan bahwa penanganan stunting menjadi agenda prioritas. Data e-PPGBM menunjukkan disparitas angka stunting antar kabupaten/kota di NTB. Kabupaten Sumbawa Barat mencatatkan angka terendah (7,35 persen), sementara Lombok Timur memiliki angka tertinggi (19,87 persen).
Disparitas ini menunjukkan perlunya strategi yang terfokus dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Gerakan Genting diharapkan dapat menjadi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan ini, khususnya dengan melibatkan peran aktif sektor swasta.
Rincian Angka Stunting per Kabupaten/Kota di NTB
Berikut rincian angka stunting per kabupaten/kota di NTB berdasarkan data e-PPGBM November 2024:
- Kabupaten Sumbawa Barat: 7,35 persen
- Kota Mataram: 7,83 persen
- Kabupaten Sumbawa: 9,04 persen
- Kota Bima: 9,73 persen
- Kabupaten Lombok Barat: 9,96 persen
- Kabupaten Lombok Tengah: 10,10 persen
- Kabupaten Bima: 11,46 persen
- Kabupaten Dompu: 12,67 persen
- Kabupaten Lombok Utara: 13,62 persen
- Lombok Timur: 19,87 persen
Data ini menunjukkan bahwa upaya penurunan stunting di NTB masih membutuhkan kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak. Gerakan Genting diharapkan dapat menjadi salah satu langkah strategis untuk mencapai target penurunan angka stunting dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Program Genting tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan makanan bergizi, tetapi juga mencakup edukasi dan pembinaan kepada keluarga agar mampu mencegah stunting sejak dini. Dengan pendekatan holistik ini, diharapkan angka stunting di NTB dapat ditekan secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.