45.254 Keluarga di Lebak Butuh Bantuan Gizi Cegah Stunting: Program Genting Bergerak
45.254 keluarga berisiko stunting di Lebak, Banten membutuhkan bantuan asupan gizi untuk mencegah stunting pada anak, mendorong program Genting untuk penghimpunan dana.

Kabupaten Lebak, Banten, menghadapi tantangan serius dalam upaya pencegahan stunting. Data terbaru menunjukkan sebanyak 45.254 keluarga berisiko stunting (KRS) membutuhkan bantuan asupan gizi untuk memastikan tumbuh kembang anak usia lima tahun tetap optimal. Pemerintah Kabupaten Lebak, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak serta Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB), telah meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) sebagai solusi.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AKKB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, menyatakan keprihatinan atas tingginya angka KRS. "Kita harus menyelamatkan KRS itu agar anak-anak mereka tidak menjadi stunting," tegasnya dalam keterangan pers di Lebak, Kamis (1/5). Program Genting dibentuk sebagai upaya kolaboratif untuk mengatasi masalah ini.
Upaya pencegahan stunting di Lebak melibatkan berbagai pihak, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perusahaan swasta, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga pendidikan, dan media. Mereka berperan sebagai orang tua asuh, menghimpun dana yang akan dikelola oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Lebak.
Program Genting: Kolaborasi untuk Generasi Emas 2045
Program Genting dirancang untuk menjangkau KRS secara komprehensif. Dana yang terkumpul akan disalurkan kepada relawan Dapur Atasi Stunting (Dahsyat) yang tersebar di seluruh desa di Lebak. Relawan Dahsyat bertugas menyiapkan makanan bergizi dan kaya protein untuk diberikan kepada keluarga berisiko stunting.
Sasaran program Genting tidak hanya terbatas pada KRS. Program ini juga menjangkau ibu hamil (4.286 orang), bayi di bawah dua tahun (Baduta) sebanyak 14.301 orang, dan balita sebanyak 45.690 orang. Durasi pemberian asupan gizi bervariasi, tergantung kondisi dan kebutuhan masing-masing individu, mulai dari dua hingga enam bulan.
Tuti Nurasiah menekankan pentingnya intervensi gizi untuk mencegah kasus stunting. "Kami melakukan intervensi itu agar di daerah ini tidak ada lagi kasus stunting," ujarnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam upaya mewujudkan generasi emas 2045 yang sehat dan produktif.
Distribusi Bantuan dan Tantangan ke Depan
Bantuan gizi yang disalurkan melalui program Genting diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Lebak. Namun, tantangan tetap ada. Distribusi bantuan yang merata dan efektif ke seluruh wilayah, terutama daerah terpencil, menjadi kunci keberhasilan program ini.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat juga perlu ditingkatkan. Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai target penurunan angka stunting.
Keberhasilan program Genting akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya mengatasi masalah stunting. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, diharapkan Kabupaten Lebak dapat menciptakan generasi penerus yang sehat dan berkualitas.
Langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan meliputi:
- Peningkatan pengawasan distribusi bantuan gizi.
- Penguatan edukasi gizi dan kesehatan kepada masyarakat.
- Pemantauan dan evaluasi berkala terhadap efektivitas program.
- Pengembangan inovasi dalam penyediaan makanan bergizi.
Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, diharapkan program Genting dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya pencegahan stunting di Kabupaten Lebak.