Program Genting dan MBG: Gotong Royong Nasionalatasi Stunting di Indonesia
Menteri Wihaji mengungkapkan Program Genting dan MBG sebagai wujud nyata gotong royong masyarakat Indonesia dalam upaya menurunkan angka stunting, memanfaatkan bonus demografi untuk pembangunan berkelanjutan.

Jakarta, 5 Maret 2024 - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, menyatakan bahwa Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dan Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan bukti nyata semangat gotong royong dalam mengatasi masalah stunting di Indonesia. Inisiatif ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat umum, untuk mencapai tujuan bersama yaitu penurunan angka stunting secara signifikan.
Wihaji menjelaskan, "Ada survei yang menyebutkan bahwa orang Indonesia suka membantu meski tidak kenal orangnya. Dari sinilah muncul ide Genting, yang menjadi ikhtiar untuk melibatkan masyarakat Indonesia yang mempunyai rezeki untuk membantu (menurunkan angka stunting)." Program ini dijalankan sebagai respon terhadap tantangan bonus demografi yang dihadapi Indonesia. Meskipun Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2020-2045 dengan sekitar 190,98 juta penduduk usia produktif, hanya sebagian kecil yang berkontribusi pada pendapatan negara.
Oleh karena itu, penanganan stunting menjadi prioritas utama. "Data tadi menjadi alasan stunting perlu diatasi, dan hal inilah yang mendorong Kemendukbangga/BKKBN untuk melaksanakan program terbaik hasil cepat atau quick wins, yang salah satunya adalah Genting," tegas Wihaji. Program Genting menargetkan 1 juta dari 8,6 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) dengan fokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai periode kritis pencegahan stunting.
Program Genting: Solusi Komprehensif untuk Stunting
Program Genting tidak hanya berfokus pada aspek nutrisi, tetapi juga mencakup intervensi non-nutrisi. Hal ini meliputi perbaikan sanitasi (jamban/MCK), penyediaan rumah layak huni, akses air bersih, serta edukasi pencegahan stunting kepada remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk BUMN seperti PTPN, juga dilakukan untuk memastikan ketersediaan air bersih, terutama di daerah-daerah yang masih kekurangan akses.
Mendukbangga Wihaji menambahkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) melengkapi Genting dengan memberikan makanan bergizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. "Dalam periode inilah MBG hadir untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Itu faktor yang luar biasa menurut saya karena negara hadir, Pak Prabowo sangat bijak tentang kondisi lapangan ini. Harapannya, MBG ini akan menjadi salah satu solusi untuk menangani stunting," ujarnya. Distribusi makanan akan dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk menjangkau sasaran secara efektif.
Wihaji juga menekankan pentingnya peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam pendistribusian bantuan MBG. "Karena tidak mungkin ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, dikumpulkan tiap hari. Kita punya TPK yang nanti mendistribusikan makanan ke lapangan," jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan efektif.
Kolaborasi dan Dukungan Berbagai Pihak
Keberhasilan Program Genting juga didukung oleh partisipasi aktif berbagai pihak. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 20.181 orang tua asuh yang terdiri dari BUMN/BUMD, LSM/komunitas/perorangan, media, swasta, serta perguruan tinggi/akademisi telah bergabung dalam program ini. Kolaborasi ini menunjukkan semangat gotong royong yang kuat dalam upaya mengatasi masalah stunting di Indonesia.
Program Genting dan MBG diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai pihak dan dukungan dari masyarakat luas, Indonesia semakin dekat untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam hal kesehatan dan kesejahteraan anak.
Program ini menjadi contoh nyata bagaimana semangat gotong royong dapat diwujudkan dalam program pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat ditekan secara signifikan di masa mendatang.