BKKBN Jatim Gelar Apel Siaga dan Kunjungan Keluarga Cegah Stunting
BKKBN Jawa Timur menggelar apel siaga dan kunjungan ke keluarga berisiko stunting, mendistribusikan bantuan donasi untuk menekan angka stunting di Jawa Timur.

Surabaya, 19 Maret 2024 - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur menggelar Apel Siaga Komitmen Sukseskan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) di Surabaya, Rabu, 19 Maret 2024. Apel ini menandai dimulainya kunjungan 30 motoris Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) ke berbagai keluarga di Jawa Timur yang berisiko mengalami stunting. Kegiatan ini juga mendistribusikan bantuan donasi masyarakat untuk menekan angka stunting di wilayah tersebut. Inisiatif ini menjawab pertanyaan apa (distribusi bantuan), siapa (BKKBN Jatim dan PKB), di mana (Surabaya dan berbagai lokasi di Jatim), kapan (19 Maret 2024), mengapa (mencegah stunting), dan bagaimana (melalui apel siaga dan kunjungan langsung).
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Maria Ernawati, menjelaskan bahwa GENTING fokus pada penyaluran bantuan donasi untuk keluarga rentan stunting. "Hari ini kami melaksanakan safari Ramadhan dalam bentuk distribusi donasi dari orang tua asuh. Bantuan ini berasal dari komunitas PKB di Surabaya yang mengumpulkan dana untuk disalurkan kepada keluarga berisiko stunting," jelas Maria Ernawati. Kunjungan tersebut menjangkau berbagai wilayah dan keluarga, memberikan bantuan nutrisi dan non-nutrisi untuk membantu pencegahan stunting.
Bantuan yang diberikan beragam, mulai dari makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita hingga perbaikan rumah tidak layak huni, peningkatan sanitasi, dan akses air bersih. Kerjasama antar berbagai instansi menjadi kunci keberhasilan program ini. BKKBN berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Distribusi Bantuan dan Dukungan Multipihak
Program GENTING tidak hanya berfokus pada pemberian makanan tambahan. Bantuan non-nutrisi seperti perbaikan rumah dan akses air bersih juga menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan stunting. Hal ini menunjukkan komitmen BKKBN untuk mengatasi stunting secara holistik, tidak hanya dari aspek gizi, tetapi juga lingkungan tempat tinggal.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) berperan penting dalam penyediaan teknologi air bersih, sementara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung perbaikan rumah tidak layak huni. Kolaborasi ini menunjukkan sinergi yang kuat antar berbagai pihak dalam upaya pencegahan stunting di Jawa Timur.
Dengan melibatkan berbagai pihak, program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan. Partisipasi masyarakat juga sangat penting, seperti terlihat dari donasi yang dikumpulkan oleh komunitas PKB Surabaya.
Kesaksian Penerima Manfaat dan Dukungan Pemerintah Daerah
Saiful Arif, salah satu penerima manfaat, mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang diterimanya. "Saya sangat terbantu dengan adanya bantuan ini. Saya menerima sembako dan makanan tambahan untuk balita. Harapan saya, program seperti ini terus berlanjut agar semakin banyak keluarga yang kurang mampu bisa terbantu," ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan dampak positif program GENTING bagi keluarga yang membutuhkan.
Dukungan dari pemerintah daerah juga terlihat dari pernyataan Camat Gubeng, Eko Kurniawan Purnomo. Ia menyampaikan bahwa di wilayahnya terdapat 10 anak pra-stunting dan enam anak stunting yang mendapat pendampingan. "Anak yang sudah stunting kami dampingi ke puskesmas atau rumah sakit rujukan, sementara anak pra-stunting kami jaga agar tidak sampai terkena stunting. Kami berterima kasih kepada BKKBN atas bantuan dan perhatian bagi warga kami," katanya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program pencegahan stunting.
Program GENTING BKKBN Jawa Timur ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dan kepedulian berbagai pihak dapat berkontribusi dalam upaya menekan angka stunting di Indonesia. Dengan pendekatan holistik dan komitmen yang kuat, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia.