Mendukbangga dan Jimmy Hantu Foundation Kolaborasi Cegah Stunting di Indonesia
Menteri PPKB mengajak Jimmy Hantu Foundation berkolaborasi dalam program pencegahan stunting melalui inisiatif Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dan Rumah Cegah Stunting (Ceting), menunjukkan dampak positif bagi ratusan balita.
![Mendukbangga dan Jimmy Hantu Foundation Kolaborasi Cegah Stunting di Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220205.130-mendukbangga-dan-jimmy-hantu-foundation-kolaborasi-cegah-stunting-di-indonesia-1.jpg)
Jakarta, 03 Februari 2024 - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, mengajak Jimmy Hantu Foundation, sebuah lembaga sosial yang fokus pada pencegahan stunting, untuk berkolaborasi dalam upaya mengatasi masalah stunting di Indonesia. Kolaborasi ini diyakini akan memberikan dampak signifikan dalam percepatan penurunan angka stunting di Tanah Air.
Wihaji menjelaskan, kolaborasi dengan program Rumah Cegah Stunting (Ceting) milik Jimmy Hantu Foundation telah memberikan hasil positif. "Melalui program Ceting, kami telah memberikan pelayanan pemeriksaan tumbuh kembang dan makanan bergizi kepada 65 balita melalui intervensi intensif selama 30 hari. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan pada kondisi kesehatan balita tersebut," ungkap Wihaji dalam keterangan resmi di Jakarta.
Selain Ceting, Jimmy Hantu Foundation juga mendukung program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program Genting telah menjangkau lebih dari 200 bayi di bawah dua tahun (baduta) dari keluarga berisiko stunting. Bantuan ini diberikan oleh berbagai pihak yang berperan sebagai Orang Tua Asuh (OTA).
Siapa saja yang bisa menjadi OTA? OTA terdiri dari beragam unsur, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, BUMN, BUMD, individu, LSM, komunitas, swasta, perguruan tinggi, hingga media. Keikutsertaan berbagai pihak ini menunjukkan komitmen bersama dalam mengatasi masalah stunting.
Wihaji mengungkapkan kekagumannya terhadap antusiasme masyarakat dalam program ini. "Melihat langsung antusiasme ibu-ibu dan anak-anak, serta kerja keras mereka dalam upaya pencegahan stunting, semakin memotivasi saya untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa ini," tuturnya.
Program Genting, merupakan inisiatif strategis yang bertujuan untuk melibatkan masyarakat luas dalam mendukung keluarga berisiko stunting melalui bantuan nutrisi dan non-nutrisi. Program ini sejalan dengan upaya penguatan sumber daya manusia berkualitas sebagaimana tercantum dalam poin 4 Astacita.
"Mari kita berikan yang terbaik untuk anak-anak Indonesia, karena merekalah generasi penerus bangsa ini," tegas Wihaji. Genting merupakan salah satu dari lima program 'quick win' Kemendukbangga. Sejak diluncurkan pada 21 Oktober 2025, Genting telah melibatkan ribuan orang tua asuh dan menjangkau ribuan anak asuh, ibu hamil, dan menyusui dari keluarga berisiko stunting.
Model kolaborasi multipihak atau pentahelix menjadi kunci keberhasilan Genting. Gotong royong dan kemitraan dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari individu, komunitas, organisasi, akademisi, hingga industri, menjadi kekuatan utama dalam program ini. Lima program 'quick win' Kemendukbangga/BKKBN untuk tahun 2025 lainnya antara lain: Taman Asuh Anak, Gerakan Ayah Teladan (Gate), aplikasi konsultasi keluarga berbasis AI, dan program Lansia Berdaya.