BKSDA Sumbar Tegaskan Larangan Aktivitas di TWA Mega Mendung Akibat Ancaman Banjir
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat kembali menegaskan pelarangan aktivitas di TWA Mega Mendung, Tanah Datar, karena potensi bahaya banjir akibat curah hujan tinggi dan luapan Sungai Anai.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kembali mengeluarkan imbauan penting terkait larangan aktivitas di sekitar Taman Wisata Alam (TWA) Mega Mendung, Kabupaten Tanah Datar. Imbauan ini dikeluarkan menyusul potensi ancaman bahaya banjir yang disebabkan oleh peningkatan curah hujan dan potensi luapan Sungai Anai. Kepala BKSDA Sumbar, Lugi Hartanto, menegaskan larangan tersebut dalam pernyataan resminya di Padang pada Rabu, 5 Maret.
"BKSDA mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di lokasi TWA Mega Mendung, termasuk lokasi pemandian yang saat ini ditutup, karena sangat berbahaya," tegas Lugi Hartanto. Pernyataan tersebut menekankan urgensi imbauan ini, mengingat intensitas curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir meningkatkan risiko meluapnya Sungai Anai atau Batang Anai. Langkah ini diambil sebagai tindakan pencegahan pasca-bencana banjir bandang yang terjadi pada 11 Mei 2024.
Meskipun sebelumnya telah dilakukan penutupan dan pemasangan papan informasi larangan aktivitas serta pembangunan di sepanjang kawasan TWA Mega Mendung, tempat wisata pemandian yang sempat diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu kembali dibuka. Namun, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu dan potensi bahaya yang mengintai, BKSDA Sumbar kembali menegaskan larangan tersebut demi keselamatan masyarakat.
Ancaman Banjir dan Curah Hujan Ekstrem
Keputusan BKSDA Sumbar untuk kembali melarang aktivitas di TWA Mega Mendung didasarkan pada kekhawatiran akan meluapnya debit air Sungai Anai. "BKSDA khawatir kondisi cuaca dan intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan meluapnya debit air sungai. Apalagi Batang Anai ini berhulu langsung dari Gunung Singgalang," jelas Lugi Hartanto. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat potensi bencana yang dapat ditimbulkan.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, turut memberikan imbauan kepada masyarakat Sumatera Barat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama selama puncak musim hujan. BMKG mencatat intensitas curah hujan di beberapa kabupaten, seperti Limapuluh Kota dan Dharmasraya, telah mencapai kategori ekstrem, di atas 100 milimeter dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana. Pentingnya kesiapsiagaan dan antisipasi dini menjadi poin penting dalam menghadapi potensi bencana alam ini.
Langkah Antisipasi dan Kesiapsiagaan
Sebagai bentuk antisipasi, BKSDA Sumbar telah memasang papan informasi larangan aktivitas dan pembangunan di sekitar TWA Mega Mendung. Namun, mengingat tingginya risiko banjir, larangan ini kembali ditegaskan dan pengawasan di lapangan akan ditingkatkan. Kerjasama antara BKSDA dan Pemprov Sumbar dalam hal ini sangat penting untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat.
Selain itu, imbauan dari BMKG juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat. Masyarakat diimbau untuk memantau informasi cuaca terkini dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Langkah-langkah antisipasi dini, seperti mempersiapkan jalur evakuasi dan tempat pengungsian, sangat penting untuk mengurangi dampak buruk jika terjadi bencana.
Pentingnya kerjasama antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam tidak dapat dipandang sebelah mata. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam mematuhi imbauan yang dikeluarkan merupakan kunci utama dalam upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
Dengan adanya imbauan dan langkah antisipasi yang telah dilakukan, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas di sekitar TWA Mega Mendung dan daerah-daerah rawan bencana lainnya. Keselamatan dan keamanan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.