BMKG Peringatkan Potensi Banjir Bandang di TNGL hingga 23 Maret
BMKG memperingatkan potensi banjir bandang di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) hingga 23 Maret akibat belokan angin, konvergensi, dan suhu muka laut yang hangat.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir bandang di wilayah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Peringatan ini berlaku hingga 23 Maret 2024 mendatang. Peringatan tersebut dikeluarkan setelah BMKG menganalisis beberapa faktor pemicu, seperti belokan angin (shearline), konvergensi, dan kondisi anomali suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar Aceh.
Prakirawan BMKG Kelas I SIM Banda Aceh, Dedi, menjelaskan bahwa kombinasi faktor-faktor tersebut dapat memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Aceh. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya banjir bandang, terutama di sekitar TNGL dan daerah sekitarnya. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat luasnya wilayah TNGL yang mencapai 1.094.692 hektare, membentang di Aceh dan Sumatera Utara.
Wilayah TNGL di Aceh meliputi beberapa kabupaten, termasuk Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang. Oleh karena itu, peringatan dini ini sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan tersebut agar dapat melakukan langkah-langkah antisipasi guna meminimalisir dampak yang mungkin terjadi.
Hujan Lebat dan Angin Kencang Diprediksi Terus Melanda
BMKG memprediksi hujan lebat disertai angin kencang akan terus melanda beberapa wilayah di Aceh. Pada Jumat (21 Maret 2024), wilayah yang diperkirakan mengalami kondisi tersebut meliputi Aceh Barat Daya, Aceh Jaya, Aceh Singkil, Aceh Selatan, dan Subulussalam. Kondisi serupa diperkirakan berlanjut pada Sabtu (22 Maret 2024), dengan wilayah yang terdampak meliputi Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam, Nagan Raya, dan Aceh Barat.
Puncaknya, hujan lebat diperkirakan masih akan terjadi pada Minggu (23 Maret 2024) di wilayah barat Aceh, termasuk Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Tenggara, dan Bener Meriah. Intensitas dan durasi hujan yang diperkirakan cukup lama ini meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana tersebut. Pemantauan kondisi cuaca secara berkala sangat penting dilakukan. Masyarakat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan dan informasi dari pihak berwenang.
Imbauan Kepada Masyarakat Terdampak
Mengingat potensi bahaya yang cukup signifikan, BMKG memberikan imbauan khusus kepada masyarakat yang bermukim di sekitar TNGL dan daerah aliran sungai. "Jika melihat awan tebal hitam dan hujan mulai rintik-rintik di daerah pegunungan, masyarakat disarankan untuk meninggalkan daerah lerengan serta wilayah aliran sungai," kata Dedi. Langkah antisipasi ini penting untuk melindungi keselamatan jiwa dan harta benda.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk selalu memperbarui informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari instansi terkait. Kerjasama dan kesiapsiagaan seluruh pihak sangat penting untuk meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.
Peringatan dini ini diharapkan dapat menjadi langkah preventif untuk mengurangi risiko kerugian akibat banjir bandang. Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam ini.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, khususnya banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang. Penting untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.