BNPB Kirim 53 Personel Bantu Korban Gempa Myanmar
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan 53 personel gabungan Basarnas dan Baznas, serta satu pesawat Boeing 747 TNI AU, untuk membantu evakuasi korban gempa di Myanmar.

Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar telah mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan bangunan yang signifikan. Sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan, Indonesia, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bergerak cepat mengirimkan bantuan. Tim bantuan diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Selasa, 1 April 2024, dengan misi utama evakuasi korban dan pemberian bantuan medis.
Kepala BNPB, Suharyanto, secara langsung memimpin pemberangkatan tim yang terdiri dari 53 personel gabungan dari Basarnas dan Baznas. Mereka dikawal oleh personel pengamanan dan diangkut menggunakan pesawat Boeing 747 milik TNI Angkatan Udara. Keberangkatan tim ini menandai komitmen Indonesia untuk membantu Myanmar dalam menghadapi bencana alam ini. Proses evakuasi dan bantuan medis menjadi prioritas utama misi kemanusiaan ini.
Pesawat yang membawa tim bantuan langsung menuju Myanmar dan dijadwalkan tiba pada hari yang sama. Tugas tim di lapangan meliputi pencarian korban di reruntuhan bangunan, pendirian posko kemanusiaan, dan pemberian pertolongan medis kepada para korban yang membutuhkan. Ini menunjukkan skala bantuan yang cukup besar dan komprehensif yang diberikan oleh Indonesia.
Tim SAR Indonesia Siap Beraksi di Myanmar
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas dan Baznas telah dipersiapkan secara matang untuk menjalankan misi kemanusiaan di Myanmar. Mereka dilatih dan dilengkapi dengan peralatan yang memadai untuk menghadapi tantangan di lapangan, termasuk pencarian korban di bawah reruntuhan bangunan. Komitmen ini menunjukkan kesiapan Indonesia dalam memberikan bantuan internasional dalam situasi darurat.
Selain tim yang diberangkatkan pada Selasa, BNPB berencana mengirimkan bantuan tambahan pada Kamis, 2 April 2024. Rencananya, dua pesawat akan diberangkatkan, salah satunya pesawat Garuda 747-800 yang akan membawa personel dan delegasi resmi. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memberikan bantuan secara berkelanjutan dan maksimal.
Kepala BNPB, Suharyanto, menjelaskan bahwa misi kemanusiaan ini direncanakan berlangsung selama satu minggu. Namun, beliau juga menambahkan bahwa misi tersebut dapat diperpanjang hingga satu bulan, tergantung kebutuhan di lapangan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kesiapan tim untuk beradaptasi dengan situasi yang berkembang.
Bantuan Berkelanjutan Hingga Pencarian Dihentikan
Suharyanto menekankan bahwa personel BNPB akan tetap siaga dan siap untuk melanjutkan tugas selama dibutuhkan. Misi kemanusiaan akan terus berlanjut hingga pemerintah Myanmar secara resmi mengumumkan penghentian pencarian korban. Komitmen ini menunjukkan dedikasi Indonesia untuk membantu Myanmar dalam proses pemulihan pasca bencana.
Pengalaman penanganan bencana di berbagai negara menjadi pertimbangan utama dalam penentuan durasi misi kemanusiaan ini. Suharyanto menyatakan bahwa pengalaman tersebut menjadi dasar perkiraan waktu satu bulan untuk misi bantuan di Myanmar. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan didasarkan pada pembelajaran dari pengalaman sebelumnya.
Secara keseluruhan, misi kemanusiaan ini menunjukkan solidaritas dan kerja sama internasional dalam menghadapi bencana alam. Indonesia, melalui BNPB, berkomitmen untuk memberikan bantuan yang maksimal dan berkelanjutan kepada Myanmar hingga proses pemulihan selesai.
"Saya kemarin menyarankan kepada pemerintah sebulan. Kenapa sebulan? Ini pengalaman berdasarkan di tempat-tempat lain," kata Suharyanto.